Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Umur 16 Tahun Ipin Harus Rawat Ibu ODGJ dan Tiga Adiknya yang Kanak-kanak

Syafirin Rohman alias Ipin, remaja asal Bangkalan, Madura berusia 16 tahun, berjuang merawat ibunya yang ODGJ dan tiga adiknya yang masih kanak-kanak.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Umur 16 Tahun Ipin Harus Rawat Ibu ODGJ dan Tiga Adiknya yang Kanak-kanak
TANGKAP LAYAR TIKTOK/ASSYIFAZZAHRA01
Ipin (16) asal Longkek, Gelis, Bangkalan, Madura, merawat adik ketiganya yang masih bayi batita, sementara ibunya menderita gangguan kejiwaan dan ayahnya mendekam di penjara. Adik bungsu Ipin meninggal dunia sepekan lalu karena sakit. 

Story Highlight

  • Syafirin Rohman alias Ipin viral kisah perjuangannya merawat ibunya yang ODGJ dan tiga adiknya yang masih kecil
  • Perjuangan Ipin bertambah berat ketika adik bungsunya yang masih bayi umur 7 bulan meninggal dunia karena sakit
  • Ayah Ipin mendekam di penjara karena berbuat kriminal. Akhirnya tanggungjawab keluarga diambilalih Ipin yang putus sekolah
  • Kisah Ipin viral setelah kehidupan sehari-harinya dibagikan Kulsum, guru SDN 1 Longkek, Gelis, Bangkalan lewat media sosial 
  • Mensos Tri Rismaharini Minggu (5/3/2023) mengunjungi keluarga Ipin di Longkek, Gelis, Bangkalan dan menyerahkan bantuan kemanusiaan.

TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN – Kisah kehidupan Ipin alias Mohammad Syafirin Rohman yang dibagikan Kulsum, guru SD di Bangkalan, Madura, membetot rasa kemanusiaan begitu banyak orang.

Video-video pendek yang dibagikan Kulsum di akun TikTok dan Facebook, menuai simpati. Ipin berumur 16 tahun. Keadaan memaksa dirinya harus muncul sebagai ‘kepala keluarga’.

Ayahnya, Syaiful Rohman, mendekam di penjara. Ibunya, Mesda, menderita gangguan kejiwaan. Tiga adiknya masih kanak-kanak.

Bahkan ia baru saja kehilangan adik bungsunya, umur 7 bulan, karena sakit. Inisiatif Kulsum, gurunya semasa SD SDN Longkek I, Kecamatan Galis, Bangkalan, membuka kotak pandora penderitaan Ipin.

Minggu (5/3/2023), Menteri Sosial Tri Rismaharini, mengunjungi rumah keluarga Ipin di Galis. Sebelumnya, bantuan sosial mengalir dari berbagai pihak.

Menteri Sosial Tri Rismaharini Menemui Ipin dan Keluarganya
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi keluarga Ipin di Desa Longkek, Kecamatan Gelis, Kabupaten Bangkalan Pulau Madura, Minggu (5/3/2023). Risma memastikan keluarga itu menerima bantuan dan bisa melanjutkan kehidupan lebih baik lagi.

Kulsum berinisiatif membagikan kisah Ipin segera sesudah kematian si bungsu keluarga itu. Video kondisi bayi mengenaskan adik Ipin juga pernah diposting Kulsum di akun TikToknya.

Berita Rekomendasi

Perempuan warga Kecamatan Blega prihatin menyaksikan penderiitaan Ipin. Ia sempat tidak tahu lagi kehidupan Ipin setelah lulus SD, dan belakangan tersambung kembali.

Menurut Kulsum, tak semua orang di tempat tinggal Ipin tahu kehidupan keluarga anak itu. Kalau pun tahu, mereka membantu semampu mereka.  

“Ipin sabar mengurus adik-adiknya,” kata Kulsum. Ia juga tabah menjaga Mesda (38), ibu kandungnya yang menderita gangguan kejiwaan di rumah mereka yang sangat sederhana. 

Keadaan keluarga itu sejak lama kurang beruntung. “Tetapi menjadi lebih parah ketika suaminya (ayah Ipin) masuk lapas, (Mesda) tambah depresi,” kata Kulsum.

Ibunya Ipin menurut Kulsum dari Medan. Karena kondisi psikisnya terguncang, Mesda kerap bereaksi negatif saat menerima bantuan yang tak dianggapnya cocok.

“Kalau dapat bantuan baju bagus seperti tadi itu, senang. Tetapi kalau diberi pakaian jelek,  dibuang atau dibakar,” lanjut Kulsum.

Ipin merupakan anak sulung. Adiknya bernama Mohammad Sarob Salsabil (11). Adik Sarob bernama M Ragil Saputra. Ragil inilah yang kini penuh kasih sayang dirawat Ipin.  

Ipin dan Adiknya Bersama Kulsum, Guru SDN 1 Longkek
Kulsum, guru SDN 1 Longkek, Gelis, Bangkalan Madura bersama Ipin dan adiknya. Kulsum lah yang memviralkan kisah Ipin dan keluarganya, mendatangkan simpati banyak pihak termasuk Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Berkat inisiatif Kulsum, simpati dan bantuan kemanusiaan datang, termasuk dermawan teman-teman Kulsum di Malaysia dan Arab Saudi.

Mensos Risma Triharini saat datang Bersama rombongan tim Kemensos, menyerahkan bantuan pakaian kepada Mesda.

Risma juga memberikan bantuan perlengkapan sehari-hari seperti bantal kasur, mainan anak-anak, pampers, sejumlah uang, hingga perlengkapan sekolah.

Risma juga memerintahkan Dinas Sosial Kabupaten Bangkalan mendaftar keluarga Ipin agar masuk di di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Sementara Mesda dibantu menjalani pengobatan lebih lanjut ke psikiater atau rumah sakit jiwa di Surabaya.

Risma ingin memastikan pula kelangsungan pendidikan Ipin serta Sabil. Meski telat, Sabil kini sudah bergabung ke SDN di Longkek, di usia 11 tahun.

“Seharusnya Sabil sudah usia kelas IV, namun sementara ini belum kami masukkan ke data. Biar bersosialisasi terlebih dahulu dengan teman-temannya. Nanti ketika ajaran baru, kami akan masukkan ke kelas III atau kelas IV,” kata Kulsum.

Sabil atau Sarob, Adik Ipin di Hari Pertama Masuk Sekolah
Sarob alias Sabil (kiri depan), adik Ipin Remaja dari Madura yang kisah perjuangannya viral karena merawat ibunya yang ODGH dan adik-adiknya yang masih kecil. Ayah Ipin saat ini mendekam di penjara karena kasus kriminal. Sabil akhirnya bisa sekolah di SDN 1 Longkek, Gelis, Bangkalan, meski sudah berumur 11 tahun.

Mulai Senin (6/3/2023), Sabil bergabug teman-temannya di seolah. Ia mengenakan seragam baru, dan memulai kegiatan ikut senam pagi bersama.

Di hari pertama, para guru terkejut Sabil ternyata sudah pandai menulis dan membaca. Ipin, sang kakak, di rumah membimbing adiknya itu belajar membaca dan menulis tanpa sekolah.

“Belum pernah (sekolah) sama sekali tetapi sudah pintar dan lancar baca tulis, katanya diajari kakak Ipin,” ungkap Kulsum kepada jurnalis Tribun Madura Tribun Network.

Kulsum yang juga guru Ipin, menangkap tekad kuat dalam diri Sabil untuk bersekolah.

Hal itu diketahui ketika Kulsum menawari Sabil bersekolah di UPTD SDN Longkek I, tempat Ipin dulu mengenyam pendidikan sekolah dasar.

“(Sabil) anaknya memang ngebet mau sekolah. Saya sempat menawarkan, mau ke pondok atau sekolah? Ternyata Sabil bilang mau sekolah sama saya,” ujar Kulsum.

“Banyak juga temannya dari kampungnya, mereka jalan bareng ke sekolah. Alhamdulillah Sabil sudah bisa langsung membaur, tidak canggung,” jelas Kulsum.(Tribunnews.com/TribunMadura.com/Surya/TribunJatim.com/Ahmad Faisol)

ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ; 

Baca Selanjutnya: Bocah viral di bangkalan rawat adik dan ibu akhirnya sekolah di usia tahun begini kisahnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas