Ayam Kukuak Balenggek, Simbol Khas Kabupaten Solok Provinsi Sumbar
Aya Kukuak Balenggek jadi ikon dan penanda khas Kabupaten Solok Provinsi Sumbar. Di kota Kayu Aro didirikan tugu ayam jantan di tepi jalan raya.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, SOLOK – Ayam Kukuak Balenggek jadi ikon dan penanda Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.
Sebuah tugu Ayam Kukuak Balenggek atau ayam jantan yang kokoknya ‘bertingkat’ didirikan di Kayu Aro, Nagari Batang Barus, pusat pemerintahan Kabupaten Solok.
Spot tugu ayam dan sekitarnya ini jadi pusat masyarakat bersantai jika pagi libur atau sore menjelang buka puasa seperti di bulan Ramadhan tahun ini.
Selain suhu udara yang sejuk, dari kawasan tugu ini masyarakat bisa menikmati pemandangan pegunungan dan rumah penduduk dari ketinggian.
Tak jauh dari tugu juga terdapat ruang terbuka hijau yang rindang dan asri.
Selain itu, di sekitaran tugu yang menjadi landmark Kabupaten Solok ini banyak dijumpai penjual takjil
Lokasinya yang berada di pinggir jalan raya Padang-Solok membuat tugu ini mudah diakses.
Pengunjung yang membawa kendaraan tak perlu khawatir karena terdapat lahan parkir yang cukup luas.
Mariani, warga Nagari Koto Gaek Guguak, Kecamatan Gunung Talang, adalah salah satu pengunjung yang menikmati waktu ngabuburit di kawasan tugu ayam tersebut.
Ia dan suaminya memboyong tiga anaknya. Mereka tampak riang berlarian di taman berumput hijau yang cukup luas.
"Kebetulan dekat juga dari rumah, biasanya hari Minggu sore juga sering bawa anak-anak main ke sini," katanya kepada Tribunpadang.com, Kamis (6/4/2023).
Selain Mariani, ada puluhan warga, terutama mereka yang membawa anak-anak, mengunjungi tugu ayam kukuak balenggek di Kayu Aro.
Sejumlah pedagang takjil juga tampak antusias melayani para pembeli.
Setiap bulan puasa, masyarakat bisa membeli beragam jenis takjil dan menu berbuka seperti gorengan, pical, es buah dan jajanan lainnya.
Andi, warga Kayu Aro, salah satunya. Ia menjual sate menggunakan gerobak motor.
Kata Andi, kalau malam hari kawasan tugu ayam bakalan sepi. Suhu yang dingin dan tak jarang berkabut adalah faktornya.
"Kalau hari biasa palingan sampai jam 8 malam masih ada beberapa yang sekadar duduk-duduk, kebanyakan anak muda. Tapi kalau lewat dari itu sudah sepi, dingin di sini," katanya, setengah tertawa.
Tugu Ayam Kukuak Balenggek diambil dari unggas endemik Kabupaten Solok, yakni ayam hutan.
Tugu ini didirikan pada 2005 pada masa kepemimpinan Bupati Gamawan Fauzi, yang kemudian menjadi Menteri Dalam Negeri era Presiden SBY.
Masyarakat menamai Ayam Kuak Balenggek (bertingkat) karena suara kokok ayam ini bertingkat-tingkat.
Kata Andi, penjual sate tadi, sekali berkokok suaranya bisa delapan sampai 10 tingkatan.
Berdasarkan keterangan yang tercantum di tugu, Ayam Kukuak Balenggek bisa dijumpai di beberapa nagari di Kecamatan Payung Sekaki.
Andi sendiri mengaku belum pernah melihat dan mendengar langsung suara kokokan ayam tersebut.
"Dengar-dengar saja, tapi Ayam Kukuak Balenggek ini memang ada, teman saya pernah mendengarkan suaranya, tapi kalau saya belum," tandasnya.(Tribunnews.com/TribunPadang/Nandito Putra)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Ngabuburit di tugu ayam kukuak balenggek unggas endemik yang jadi landmark kabupaten solok