Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Bripka Gerson Tolan, Berjibaku Aktifkan Sekolah di Desa Terpencil Sulawesi Barat

Bripka Gerson Tolan asal Tana Toraja mengaktifkan sekolah swadaya di desa terpencil Kabupaten Pasang Kayu, Sulawesi Barat.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Bripka Gerson Tolan, Berjibaku Aktifkan Sekolah di Desa Terpencil Sulawesi Barat
TRIBUN TORAJA/HO
Brigadir Kepala Gerson Tolan sebagai Bhabinkamtibmas Desa Pakava, Kecamatan Pasang Kayu, Kabupaten Pasang Kayu, Sulawesi Barat mengajar sekolah terbuka di tempat terpencil. Sekolah untuk anak-anak buruh sawit dan warga tak mampu di desa itu kelangsungannya tergantung donasi. 

TRIBUNNEWS.COM, PASANG KAYU – Brigadir Kepala (Bripka) Gerson Tolan adalah bintara di Polsek Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat.

Sembari menjalankan tugas sebagai anggota Polri, ia tak berdiam diri saat melihat keterbatasan fasilitas pendidikan di Desa Pakava, Kabupaten Pasangkayu.

Gerson menginisiasi sekolah terbuka di desa terpencil itu. Sebagai Pak Bhabin atau Bhabinkamtibmas, Bripka Gerson percaya pendidikan akan membuka jendela dunia.

Desa Pakava terletak kurang lebih 18 kilometer dari ibu kota kabupaten. Warga di des aini umumnya jadi petani atau buruh perkebunan sawit.

Penghasilan rata-rata para pekerja di sini Rp 400 ribu per bulannya. Di Desa Pakava terdapat 10 dusun.

Namun, tiga dusun diantaranya tergolong wilayah terisolir, yakni Dusun Siwata, Waisuba, dan Watuike.

Lokasi dusun ini rata-rata berjarak 12 kilometer dari pusat desa di Bamba Apu.

Berita Rekomendasi

Di Pasangkayu, pemuda asal Makale, Tana Toraja, ini mengemban tugas sebagai Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polri.

Ia menceritakan, kondisi di wilayah kerjanya ini serba "minim".

"Listrik dan sinyal seluler tidak ada, fasilitas kesehatan dan pendidikan sangat minim, belum lagi akses jalan sangat parah," ungkap Gerson.

"Hanya mobil Hiline (Daihatsu), itu pun yang sudah dimodifikasi yang bisa lewat saat ini. Itu dipakai untuk muat buah kelapa sawit milik warga," ungkap Gerson.

Sebenarnya, di Dusun Watuike dan Dusun Siwata terdapat kelas jauh dari Sekolah Dasar (SD) Bala Keselamatan Bamba Apu, bagian dari Yayasan Bala Keselamatan Indonesia yang berpusat di Bandung.

Namun beberapa orang tua siswa menyayangkan Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah yang dirasa kurang maksimal. Sebab dalam satu bulan para siswa kadang hanya dua sampai tiga kali belajar.

Akibatnya, banyak anak-anak yang sudah bertahun-tahun sekolah tapi belum bisa membaca, tulis, dan berhitung (calistung).

Melihat kondisi tersebut di wilayah tugasnya, Bripka Gerson akhirnya berinisiatif mengalihkan sekolah tersebut menjadi sekolah swadaya (kelas belajar), bekerja sama dengan tokoh adat dan pemerintah setempat.

Jadi, selain bertugas melakukan pembinaan terkait Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas), ia juga ikut berperan menggerakkan pendidikan warga di wilayah binaannya.

"Untuk saat ini, kita fokus ke proses belajar mengajar saja dulu, untuk bangunan sekolah nanti bisa menyusul," katanya.

"Ini kita sudah mulai usahakan aktif kegiatan belajar mengajarnya sejak bulan puasa tahun lalu, terealisasi pada akhir Oktober 2022, banyak kendala pokoknya," ceritanya.

Untuk saat ini, PBM dilaksanakan di Bantaya (balai adat) di dusun Siwata dan sebagian dilaksanakan di rumah warga, khusus untuk anak-anak yang sudah ada dasar baca tulis hitung (calistung).

Sedangkan untuk tenaga pengajar sebanyak empat orang termasuk satu orang pelaksana kepala sekolah (sesuai petunjuk dari dinas pendidikan).

Rata-rata tenaga pendidiknya lulusan SMA atau yang mendapatkan ijazah SMA melalui paket C.

Adapun tenaga pengajarnya yaitu Sefrid Nokas sebagai pelaksana kepala sekolah. Sehari-harinya sebagai pendeta.

Sutriani Difa, ibu rumah tangga, Sandi (petani), dan Susi (ibu rumah tangga).

Bripka Gerson sesekali ikut mengajar di sekolah swadaya tersebut.

Kendala yang mendasar dirasakan adalah kurangnya dana untuk operasional sekolah.

Kapolres Pasangkayu, AKBP Didik Subiyakto, dan beberapa donator lainnya sempat memberikan donasi yang mana seharusnya donasi tersebut dialokasikan untuk pembangunan kelas belajar sebagai program utama.

Namun belum terlaksana sebagaimana mestinya, dikarenakan ada beberapa kendala.

"Sebenarnya, sekarang saya bingung mau bagaimana lagi, kelas belajar yang kita rintis ini kurang mendapatkan perhatian sedangkan sumber dana kami itu 100 persen dari donator," cerita Gerson.

Ia menjelaskan selain dari donatur, mereka tidak ada dana khusus. Bahkan, sekolah ini tidak mendapatkan bantuan pemerintah atau yayasan.

"Saya sudah menawarkan proposal ke banyak pihak tentu dengan harapan ada sedikit bantuan, tapi kebanyakan diabaikan," tutupnya Gerson.

"Sambil kelas belajar, saya juga sedang usahakan masukkan proposal pendirian Sekolah Dasar Negeri (SDN) ke Dinas Pendidikan," tambahnya.(Tribunnews.com/TribunToraja/TribunSulbar/Apriani Landa)

ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ; 

Baca Selanjutnya: Bripka gerson polisi asal toraja bangun sekolah swadaya di pasangkayu sulbar

Sumber: Tribun sulbar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas