Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gulo Puan, Kudapan Khas Ogan Komering Ilir Kesukaan Para Bangsawan Palembang

Gulo Puan ini diolah dari susu kerbau rawa pedesaan di kawasan rawa-rawa Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Gulo Puan, Kudapan Khas Ogan Komering Ilir Kesukaan Para Bangsawan Palembang
TRIBUN SUMSEL/HO
Produk kuliner Gula Puan ini berbahan dasar susu kerbai diproduksi warga Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Konon Gulo Puan disukai para bangsawan Palembang pada masa dulu. 

TRIBUNNEWS.COM, KAYUAGUNG - Gulo Puan dikenal sebagai makanan khas dari Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Khasanah kuliner ini melengkapi ciri khas makanan Sumatera Selatan seperti pempek, kerupuk kemplang, dan pindang.

Gulo Puan konon jadi makanan kegemaran bangsawan Palembang pada zaman dahulu.

Gulo Puan ini diolah dari susu kerbau rawa pedesaan di kawasan rawa-rawa Sumatera Selatan. Keberadaan makanan pelengkap ini sekarang terbilang langka.

Puan yang berarti 'susu' dalam bahasa daerah Sumatera Selatan. Gulo Puan yang rasanya mirip keju manis itu sangat sedap untuk campuran minum kopi, olesan roti ataupun pisang goreng.

Satu di antara tempat pembuatan Gulo Puan ada di Desa Bangsal, Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Di desa tertua di Bumi Bende Seguguk ini terdapat ratusan kerbau rawa yang dimiliki oleh warga setempat. Susu kerbau tersebut lah yang diolah menjadi gulo puan.

Berita Rekomendasi

Gulo Puan ini juga menjadi hadiah yang diberikan dari warga di daerah tersebut kepada Kesultanan Palembang Darussalam, sebagai tanda terima kasih karena telah dibebaskan pajak.

"Saat masa kesultanan puluhan tahun lalu, para bangsawan biasanya menjadikan gulo puan sebagai pengganti gula pasir atau camilan sehari-hari," ujar Sekdes Bangsal, Alifiah.  

Seiring berkembangnya waktu, Gulo Puan juga menjadi kudapan khas bagi masyarakat Palembang dan sekitarnya.

"Biasanya dijual di Masjid Agung Palembang setiap hari Jumat, selain itu juga dijual melalui media sosial. Untuk sekarang permintaan cukup banyak datang dari pulau Jawa, Lampung dan sekitarnya," ucapnya.

Dijelaskannya, pembuatan Gulo Puan ini bergantung pada peternakan kerbau rawa di Desa Bangsal dan sekitarnya.

Saat musim hujan, produksi susu menjadi lebih tinggi, setiap kerbau rawa yang menyusui dapat menghasilkan 1,5-2 liter susu.

Kondisi ini didorong oleh melimpahnya pakan saat rawa-rawa kembali tergenang.

"Akan tetapi di musim kemarau, hasil susu justru turun karena air rawa menyusut sehingga pakan juga berkurang. Otomatis produksi Gulo Puan yang dihasilkan lebih sedikit," ungkapnya.

"Harga jualnya sendiri jika langsung datang ke sini, perkilogramnya Rp 100.000 tetapi kalau sudah dalam kemasan dan dijual online harganya Rp 120.000," imbuhnya.

Olahan susu kerbau juga bisa diolah menjadi minyak samin, sagon puan, dan tape puan. Minyak samin ini dibuat dengan cara mengendapkan susu sehingga lapisan dadihnya terpisah.

Gulo Puan Khas Ogan Komering Ilir
Contoh produk Gulo Puan dari Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, yang disukai para bangsawan Palembang pada masa lalu. Gulo Puan terbuat dari susu kerbau.

Menurut Ali, minyak samin tersebut berupa endapan putih dengan aroma dan rasa mirip mentega.

"Endapan susu kerbau akan disaring setebal 1 centimeter, bekas saringan itu kemudian disimpan sekitar 2 hari dan jadilah minyak samin,"

"Minyak ini biasanya dipakai untuk memasak nasi samin bagi orang Arab. Nasi samin itu mirip dengan nasi lemak," jelasnya.

Cara Pembuatan Gulo Puan

Alifiah menuturkan bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat Gulo Puan yaitu susu kerbau dan gula pasir.

"Proses pengambilan susu biasanya dilakukan jam 6 pagi, setelah diperah susu lalu dijual ke ibu-ibu rumah tangga yang ada di desa. Setiap liternya dijual Rp 20.000," katanya.

"Selanjutnya susu diendapkan selama 3-4 jam dan pembuatan tidak boleh lebih dari jam 12.00 siang," imbuh Alifiah.

Setelah itu berlanjut ke proses penyeseran (penyaringan) dengan tebal sekitar 1 centimeter dari atas permukaan susu. Lalu dipisahkan ke wadah lain.

Semisal telah disiapkan 5 liter susu kerbau. Berarti harus menyiapkan sekitar 1 kilogram gula pasir.

Campurkan susu dan gula. Tuang dalam wajan yang sudah dipanaskan. Setelah itu aduk rata dan teratur guna mendapatkan hasil yang maksimal, kurang lebih seperti mengaduk dodol.

"Pengadukan yang dilakukan harus rata dan hingga berbentuk kalis. Untuk waktu memasak secara umum butub waktu 3 sampai 4 jam. Disarankan untuk diaduk secara teratur agar mendapat hasil yang baik," paparnya.

Dikatakannya, setelah warna berubah menjadi kuning dan mengkristal baru dapat diangkat.

"Setelah diangkat, tiriskan dan diamkan beberapa jam dan gulo puan siap untuk disajikan," tandasnya.

Siapkan kopi atau teh lalu sajikan ke dalam piring gulo puan.

Bisa juga menambahkan roti tawar atau bahan makanan lain guna mendapatkan kenikmatan rasa yang lebih enak.(Tribunnews.com/TribunSumsel/Sripoku/Winando Davinchi)

ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ; 

Baca Selanjutnya: Gulo puan makanan asli khas kabupaten oki disukai bangsawan palembang sejak dahulu

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas