Nyepi, Demonstrasi di Kantor Nurdin Halid Libur
Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1933 membuat sejumlah tempat di Jakarta sepi aktivitas, tidak terkecuali kantor PSSI,
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Ratusan suporter gabungan se-Jawa Timur berunjuk rasa di depan Kantor Menpora, Senayan, Jakarta, Rabu (2/3/2011). Mereka menuntut agar Menpora segera mengambil alih PSSI dan membekukannya, sampai revolusi di tubuh PSSI selesai.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1933 membuat
sejumlah tempat di Jakarta sepi aktivitas, tidak terkecuali kantor
PSSI, Sabtu (5/3/2011).
Kantor PSSI yang biasa dijadikan tempat berdemo menolak Nurdin Halid kini terpantau sepi. Padahal di hari-hari biasa ratusan demonstran dan polisi senantiasa selalu ada di lingkungan tempat Nurdin Halid berkantor.
Pantauan Tribunnews.com hingga siang ini terlihat sepi.Hanya terlihat warga yang biasa berolahraga. Tentu saja hal tersebut membawa kenyamanan tersendiri bagi orang yang senantiasa menggunakan areal tersebut untuk sekedar berolahraga ringan.
Tanpa ada suara-suara orasi di sekitar kantor PSSI terasa hening, para penjual kopi keliling pun nyaris sulit dijumpai di areal tersebut.
Menurut Wawan orang yang sering berolahraga di sekitar Stadion Gelora Bung Karno mengungkapkan bahwa dirinya merasa nyaman dengan keadaan tersebut.
"Terasa nyaman dan damai saja, berikut kita juga terbebas dari rasa takut. Kalau ada yang demo terkadang ada perasaan takut, takut rusuh lah," katanya.
Kantor PSSI yang biasa dijadikan tempat berdemo menolak Nurdin Halid kini terpantau sepi. Padahal di hari-hari biasa ratusan demonstran dan polisi senantiasa selalu ada di lingkungan tempat Nurdin Halid berkantor.
Pantauan Tribunnews.com hingga siang ini terlihat sepi.Hanya terlihat warga yang biasa berolahraga. Tentu saja hal tersebut membawa kenyamanan tersendiri bagi orang yang senantiasa menggunakan areal tersebut untuk sekedar berolahraga ringan.
Tanpa ada suara-suara orasi di sekitar kantor PSSI terasa hening, para penjual kopi keliling pun nyaris sulit dijumpai di areal tersebut.
Menurut Wawan orang yang sering berolahraga di sekitar Stadion Gelora Bung Karno mengungkapkan bahwa dirinya merasa nyaman dengan keadaan tersebut.
"Terasa nyaman dan damai saja, berikut kita juga terbebas dari rasa takut. Kalau ada yang demo terkadang ada perasaan takut, takut rusuh lah," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.