Tidak hanya dituding sebagai peraturan yang cacat hukum lantaran melabrak Perda DKI yang lebih dahulu terbit, kebijakan Foke tersebut juga mengancam kelangsungan hidup jutaan warga.

Menurut Zulfan Kurniawan, koordinator komunitas kretek Jakarta, kebijakan yang ditandatangani Fauzi Bowo tersebut tak hanya berdampak pada perusahaan dan industri rokok, tetapi juga lebih dari 30 juta jiwa manusia yang menggantungkan hidupnya pada industri tersebut.

"Kebijakan ini secara sosial-ekonomi sangat berdampak bagi lebih dari 30 juta orang. Baik yang secara langsung maupun tidak langsung hidup dari industri rokok. Sebutlah para petani tembakau dan cengkeh, para buruh-buruh pabrik rokok atau para pedagang asongan," ujar Zulfan.

Zulfan menilai, sudah saatnya Pergub yang dinilainya menyalahi aturan tersebut dicabut. Jika alasannya adalah proteksi kesehatan warga, serta ancaman polusi yang sebetulnya tak seberapa jika dibandingkan polusi transportasi, sebenarnya perda soal zona tempat khusus merokok sudah cukup menjadi solusi.

"Mereka adalah rakyat kecil yang kehidupan ekonominya terancam oleh kebijakan tersebut. Ini menunjukan bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh Fauzi Bowo tidak berpihak pada rakyat kecil, sesuai janjinya dulu saat kampanye pemilihan. Fauzi Bowo lebih memilih mengedepankan kepentingan sekelompok orang, ketimbang jutaan rakyat miskin," ujar Zulfan Kurniawan.