TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kematian Puguh Dwi Yanto (23) alias PGY disebabkan karena menderita flu burung. Dinas Kesehatan DKI pun memberikan kronologis meninggalnya PGY agar warga lebih mewaspadai gejala-gejala penderita flu burung.

Saat menggelar jumpa pers di Balai Kota, Kepala Dinas Kesehatan DKI, Dien Emmawati, mengatakan PGY merupakan pemelihara hewan unggas, yakni merpati.

Sekretaris Kota Walikota Jakarta Utara, Tri Kurnia, juga membenarkan bahwa PGY memelihara merpati yang biasa untuk diadu. PGY pun menderita flu burung setelah merpati yang dipeliharanya sakit dan kemudian mati seminggu sebelumnya.

Berikut adalah kronologis meninggalnya PGY sebagaimana dirilis oleh Dinas Kesehatan DKI:

- Pada 23 Desember 2011, burung merpati milik PGY sakit dan kemudian mati.

- 31 Desember 2011, PGY mulai merasakan demam dan menggigil. PGY kemudian menkonsumsi obat penurun panas.

- Karena tak kunjung membaik, pada 3 Januari 2012, PGY berobat ke rumah sakit dan saat itu suhu tubuhnya mencapai 39,2 derajat celcius. PGY mengeluhkan dirinya menderita mual, lemas, dan demam tinggi.

- Tanggal 4 Januari 2012, dokter curiga PGY menderita flu burung. Kecurigaan tersebut muncul karena PGY menderita sesak nafas dan diketahui seminggu sebelumnya melakukan kontak dengan merpatinya yang sudah mati.

- Pada 6 Januari 2012, PGY dilarikan ke ICU karena dari hasil pemeriksaan thorax-nya memburuk.

- Tanggal 7 Januari 2012, kondisi PGY dilaporkan ke Dinas Kesehatan DKI sekitar pukul 11.00 WIB. PGY dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso yang merupakan rumah sakit rujukan flu burung. Namun karena ICU rumah sakit tersebut penuh, PGY dilarikan ke RSU Tangerang. Hari itu juga, sekitar pukul 22.50 WIB, kondisi PGY tak tertolong lagi dan meninggal dunia.