Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Mulyadi (49) tidak dapat menyembunyikan perasaan sedihnya saat anak semata wayangnya Buhari (16) dibawa ke liang lahat. Mulyadi terus saja menangis saat mengantarkan anaknya dari Masjid Al- Falah menuju TPU Kawi-Kawi yang berjarak kurang lebih lima kilometer.

Ratusan warga Tanah Tinggi bersama Mulyadi serta orangtua korban kecelakaan Xenia maut itu dikubur setelah dishalatkan terlebih dahulu. "Saya tidak ada firasat, Ari (Buhari) pergi secepat itu," kata Mulyadi, Senin (23/1/2012).

Warga lainnya yang turut mengantarkan jasad empat sekawan yakni M. Akbar, Firmansyah, Buhari dan Huzaifa alias Ujay juga memperlihatkan kesedihan yang mendalam. Keempat jenazah itu lalu dikuburkan di blok yang sama AII TPU Kawi-Kawi, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Mulyadi pun sambil terisak meminta pelaku dihukum seberat-beratnya karena telah menewaskan anaknya. "Kalau pelaku dihukum rendah maka wilayah Tanah Tinggi mau demo sebesar-besarnya," tegas Mulyadi.

Pria yang tidak bekerja itu juga menegaskan bila tetap dihukum rendah, maka pelaku akan ia cari saat di pengadilan. "Karena anak tunggal, tetap orang itu saya cari untuk tanggung jawab, ini bukan karena emosi," katanya.

Seperti diberitakan, Buhari bersama tiga temannya tewas setelah ditabrak oleh pengemudi Xenia pada Minggu (22/1/2012) di dekat Tugu Tani. pelaku tabrakan maut tersebut adalah seorang perempuan yang bekerja di sebuah Production House. Saat mengemudi, perempuan tersebut bersama tiga orang temannya didalam mobil. Pelaku, Apriani juga diketahui mengomsumsi ekstasi.