Ini Cerita dari Petugas Kamar Mayat
Keadaan mayat korban kecelakaan bus Karunia Bhakti pada Jumat (10/2/2012) malam kemarin belumlah seberapa.
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Keadaan mayat korban kecelakaan bus Karunia Bhakti pada Jumat (10/2/2012) malam kemarin belumlah seberapa. Setidaknya itu yang dikatakan petugas yang biasa memandikan mayat di RS Paru Goenawan Partowidigdo, Cisarua Bogor.
Lelaki paruh baya bernama Surya (54) ini, mengaku sudah 20 tahun bekerja di kamar mayat RS Paru Goenawan Partowidigdo. Ia bekerja sebagai petugas yang membersihkan mayat sejak tahun 1989 dan 'pasien' pertamanya saat itu adalah ayahnya yang sudah meninggal. Surya menuturkan saat ia melihat kondisi mayat korban kecelakaan bus tersebut, yang paling parah kondisinya yakni kepalanya terdapat garis belah dan matanya sudah hilang satu.
"Yang kepalanya terbelah itu belum diketahui identitasnya. Kalau pengalaman saya, kondisi mayat paling parah yang pernah saya bersihkan yang otaknya menyembul keluar," ujar Surya, Sabtu (11/2/2012) saat ditemui di samping kamar mayat.
Dikatakannya, ia harus mengeluarkan otak mayat tersebut untuk dibersihkan. Setelah dibersihkan, dimasukkan kedalam plastik dan kemudian ia membersihkan keseluruhan badan mayat. Saat badan mayat sudah selesai dibersihkan, otak mayat itu dimasukkan lagi ke kepala dan kemudian dikafani.
"Bau otak itu, anyirnya melebihi ikan. Di sini ikan apa yang baunya paling anyir? Nah baunya otak itu melebihi itu," katanya. Surya menambahkan, mayat yang otaknya keluar tersebut merupakan korban tabrak lari, dimana pengendara sepeda motor diseruduk mobil Kijang hingga tewas. "Saya waktu itu ditelepon pukul 24.00 WIB. Yah saya sudah biasa dipanggil jam-jam segitu," imbuhnya.