Papa Sudah tak Pantas Naik Mobil itu
Dewi Mutiara Intan bercita-cita sebagai pramugari. Impiannya itu, sudah diceritakan kepada ayahnya, Sidup Usman.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,TANGERANG--Dewi Mutiara Intan bercita-cita sebagai pramugari. Impiannya itu, sudah diceritakan kepada ayahnya, Sidup Usman saat masih menjalani pendidikan sekolah dasar. Cita-cita itu langsung didukung sang ayah.
"Saya bilang, saya akan dukung kamu melalui doa dan materi," kata Sidup.
Cita-cita pramugari itu ternyata terus dipupuk Dewi hingga bersekolah di SMK 57, Ragunan, Jakarta Selatan. Dewi adalah salah satu penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Rabu (10/5/2012) lalu.
"Saya cerita kasus Adam Air yang hilang di lautan. Saya ingatkan resikonya. Dia bilang masalah umur itu Allah yang punya, mau kerja duduk dirumah, dijalan, di udara kalau Allah sudah menghendaki. Akhirnya saya dukung semoga cita-citanya tercapai," tutur Sidup.
Selepas lulus sekolah, Dewi tidak langsung berprofesi sebagai pramugari. Ia sempat merasakan kerja di bidang perhotelan, di Hotel Grand Pacific. Dewi beralasan pekerjaan itu sebagai batu loncatan menuju karier di bidang pramugari.
Bekerja sebagai front office di hotel membuat kemampuan bahasa Inggris, Mandari dan Jepang terasah. Saat Dewi melamar di Lion Air, persyaratan menjadi pramugari dengan mudah dapat dilalui.
"I senang cita-cita tercapai dan banyak teman, saya bilang syukurlah kalau kamu bekerja di bidang yang kamu senangi jadi tidak akan berpindah-pindah lagi," imbuh Sidup.
Selama di Lion, Dewi telah melanglang buana ke hampir seluruh Indonesia. Dewi juga sempat terbang ke Vietnam. Karena ia tidak tinggal bersama orangtua, maka komunikasi melalui telepon seluler menjadi penghubung Dewi dengan keluarga. Gadis yang genap berusia 25 tahun pada 24 April kemarin itu selalu menghubungi keluarga sebelum bertugas.
"Dia selalu telepon ibunya sebelum terbang, meminta restu, terus kalau sudah sampai ketujuan, dia telepon lagi kalau sedang menuju hotel," kata Sidup.
Dewi juga senang memberikan kejutan kepada orangtuanya. Kebahagian Sidup tergambar saat Dewi menghadiahkan ayahnya itu sebuah mobil Daihatsu Xenia hasil kerja kerasnya menjadi pramugari.
"Dewi bilang, Papa kayaknya sudah tidak pantas naik mobil itu, papa jual saja ya, terus dia memberikan mobil Xenia pada tahun 2010. Kalau ada penghasilan lebih, ia langsung transfer ke orangtua, dia bilang untuk biaya adiknya," kata Sidup.
Mengenai kabar Dewi akan menikah dalam waktu dekat, Sidup mengaku belum mendengar cerita itu dari anaknya. Menurut Sidup anaknya sering memberikan kejutan. "Mungkin ia ingin memberi kejutan, saya malah belum dengar ia cerita tentang nikah," kenang Sidup.
Kini, Sidup menginginkan perkembangan informasi dan kepastian nasib korban secepatnya. Ia mengaku seluruh keluarga korban sedang gundah untuk menantikan kepastian anggotanya. Apalagi, kata Sidup, Rusia telah memberikan bantuannya kepada Indonesia.
Baca Juga:
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.