Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Korban: Susah Diungkapkan dengan Kata-kata

Sidup yakin bahwa yang dilihatnya merupakan tubuh anaknya. Ia mengatakan tim DVI telah bekerja secara profesional.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Keluarga Korban: Susah Diungkapkan dengan Kata-kata
Yogi Gustaman/Tribunnews.com
(Kiri) Nia Ahmad memangku foto suaminya, Achmad Fazal dari Indo Asia. Fazal satu dari 45 korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Nia Achmad tak lepas mendekap figura foto suaminya, Achmad Faizal. Pose suaminya, tampak duduk di kursi pesawat. Mata Nia sembab, lantaran sedih setelah memastikan langsung jenazah suaminya yang menjadi satu dari sekian korban kecelakaan Sukhoi Superjet100, di kaki Gunung Salak, Bogor, 9 Mei lalu.

Ditemani keluarganya, Nia mengaku melihat jenazah suaminya yang bekerja di Indo Asia, perusahaan keluarga. Kakak iparnya, Rully Darmawan ikut juga menjadi penumpang dalam pesawat buatan Rusia itu. Suami Nia, dan Rully adalah kakak beradik. Dari 45 penumpang dan kru pesawat yang menjalani joy flight itu, semuanya tewas.

"Tadi saya sudah melihat. Sedih banget ya. Cuma melihat saja karena penyerahan keluarga besok. Terus terang saya tidak bisa membuka. Tapi saya sudah cukup lega," ujar Nia menguatkan diri di RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Soekanto, Jakarta, Selasa (22/5/2012) kemarin

Sebelum kejadian itu, entah mengapa suaminya kerap kali mampir dalam mimpinya. Ia tak ada pikiran buruk sama sekali bakal ditinggal suaminya selama-lamanya. Rencananya, keluarga mengebumikan Achmad di kampung kelahirannya, Sukabumi, Jawa Barat.

"Itu keinginan saya juga dan keluarga sudah setuju. Soal itu jasad suami, sepenuhnya saya serahkan kepada tim. Saya tidak membuka karena sudah tertutup kafan. Saya percaya sama ahli. Tadi, dari kepala sampai kaki utuh. Cuma baju barang tersisa," tandasnya.

Sebanyak 45 peti jenazah korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet100 sudah diberangkatkan dari Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Soekanto, Kramat Jati ke Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Selasa.

Dari pantauan Tribun di lokasi, gelombang pertama terlihat 10 mobil ambulans sudah meluncur ke Halim, dengan pengawalan voor rijder dari pihak kepolisian. Di tiap ambulans hanya mengangkut satu peti jenazah, sehingga pengangkutan akan berkali-kali.

Berita Rekomendasi

Sedianya, besok bertempat di Halim, Tim DVI akan menyerahkan jenazah ke Basarnas, terus diserahkan Pemerintah. Lewat Kementerian Perhubungan, jenazah akan diserahkan ke pihak keluarga masing-masing.

Mata Sidup Usman memerah setelah melihat jenazah putri sulungnya Dewi Mutiara Intan (25). Dewi yang berprofesi sebagai pramugari Sky Aviation ikut dalam penerbangan Sukhoi Superjet 100. Pesawat tersebut hilang kontak dan jatuh di lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.

Sidup mengaku jenazah anaknya sangat sempurna. Walaupun kondisinya telah berbeda dari sebelumnya semasa hidup. "Tadi saya sudah lihat secara fisik, saya beranggapan bahwa itu adalah anak saya yang sempurna," kata Sidup dengan raut muka sedih.

Sidup bersedih. Ia tidak mampu mengungkapkan dengan kata-kata saat ditinggalkan anak yang dicintainya. Menurutnya, semua kejadian yang dialaminya adalah takdir Tuhan. "Sebagaimana orang tua ditinggal anaknya tercinta, susah diungkapkan dengan kata-kata," kata dia.

Mengenai jasad korban, Sidup yakin bahwa yang dilihatnya merupakan tubuh anaknya. Ia mengatakan tim DVI telah bekerja secara profesional. Rencananya setelah penyerahan jenazah dari pemerintah kepada keluarga pada besok hari, Dewi dimakamkan di TPU Pisangan Barat, Ciputat.

"Setelah penyerahan dibawa ke rumah duka, disolatkan, baru dibawa ke persemayaman," tegasnya. (fer/wja/yog/wah)

Baca juga:


Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas