Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanpa Tempe dan Tahu Ibu Rumah Tangga Bingung Atur Menu

Ibu rumah tangga di Jakarta terpaksa tak bisa menyajikan tahu dan tempe untuk menu berbuka dan santap sahur.

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Tanpa Tempe dan Tahu Ibu Rumah Tangga Bingung Atur Menu
Kompas Nasional/AGUS SUSANTO
Palal, perajin tempe memindahkah biji kedelai yang sudah dipisahkan dari kulitnya di Desa Cimanggu Barat, Kecamatan Tanah Sereal, Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7/2012). Perajin tempe mengeluhkan semakin melambungnya harga kedelai impor dalam beberapa bulan terakhir dari Rp 5.500 per kilogram dan kini menjadi Rp 7.700 per kilogram. Sehari industri rumahan yang berdiri sejak tahun 1976 ini membutuhkan enam kuintal kedelai untuk produksi. (KOMPAS/AGUS SUSANTO) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Ibu rumah tangga di Jakarta terpaksa tak bisa menyajikan tahu dan tempe untuk menu berbuka dan santap sahur. Makanan berbahan kedelai ini sudah tak bisa mereka temukan di pasaran, Rabu (25/7/2012).

Mereka yang terbiasa memasak tahu dan tempe pun kebingungan, harus menyajikan menu apa untuk berbuka dan sahur nanti. Tahu dan tempe memang menjadi alternatif termurah kaum ibu untuk memenuhi gizi keluarga mereka.

Tahu dan tempe dianggap menjadi penolong bagi kaum ibu, terutama di saat harga-harga bahan pokok melonjak seperti puasa saat ini. Komposisi gizi yang lengkap dengan harga yang relatif terjangkau ini membuat tempe dan tahu jadi bahan masakan favorit.
    
"Aduh, mau masak apa ini kalau tahu dan tempe gak ada yang jual. Mau beli ikan atau daging harganya sudah gila-gilaan ," ujar Ibu Irfan mengeluh.

Warga Palmerah ini sudah berkeliling ke penjual sayur di sekitar rumahnya hingga ke pasar. Namun, tidak ada satu pun penjual sayuran yang menjajakan tempe dan tahu.  

Para perajin anggota Koperasi Tahu Tempe Indonesia (KOPTTI) Jabodetabek, khususnya perajin tempe sudah sejak Senin (23/7/2012), tidak melakukan produksi.
Langkah ini dilakukan semua perajin tempe sebagai aksi demo mogok produksi kepada pemerintah agar pemerintah serius menanggulangi gejolak harga kedelai yang semakin menghimpit dalam dua pekan belakangan.

"Mulai kemarin setop produksi. Yang tempe sudah dari hari Senin tidak produksi. Dan ini agar saat jualan hari Rabu sudah tidak ada lagi di pasar," ungkap Ketua Koperasi Perajin Tempe tahu Indonesia (KOPTI) Jakarta Selatan, Sutaryo kepada Tribun, Jakarta, Selasa (24/7/2012).

Tegas dikatakan, bahwa perajin tahu dan tempe, melakukan aksi mogok produksi ini bukan tanpa sebab. Selain karena gejolak harga kedelai akhir-akhir ini, juga karena pemerintah tidak memiliki niat baik untuk menanggapi aspirasi yang disampaikan selama ini.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas