Mau Berfoto Bareng Jokowi? Simak Dulu Kisah Ini
Ingin berfoto bareng Jokowi? Sebaiknya Anda menyimak dulu kisah-kisah mereka yang pernah berfoto bareng dengan Gubernur Jakarta Terpilih ini.
Penulis: Domu D. Ambarita
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Ketemu pejabat tinggi negara lalu minta berfoto bareng? Itu keinginan banyak orang, terutama dari kalangan rakyat jelata, terlebih bila sang pejabat itu kharismatik.
Tapi ada yang berbeda ketika berfoto bareng bersama Jokowi dibanding dengan berfoto bareng pejabat-pejabat lain. Apa bedanya? Simak cerita yang diungkap dalam buku "Jokowi, Spirit Bantaran Kali Anyar" terbitan terbaru PT Elex Media Komputindo.
Pagi itu, Sabtu 18 Agustus 2012, Jokowi memulai kegiatan kedinasan sebagai Walikota Solo, dengan menyambut pemudik di Stasiun Kereta Api Purwosari, Solo. Begitu turun dari mobil, baru melangkah kurang lebih lima meter, warga langsung menghambur mendekat, meminta foto bersama.
"Pak Jokowi, bisa foto bareng ya?" kata warga meminta, dan disahut "Bisa," sambil diikuti anggukan Jokowi. Mereka pun kemudian berfoto di depan penjualan tiket kereta api. Pagi itu Jokowi mengenakan busana kemeja lengan panjang putih, celana hitam, sepatu kulit hitam, dan kaus kaki hitam.
Di luar baju kotak-kotak yang menjadi `trade mark', kemeja putih merupakan favorit anak sulung dari pasangan mendiang Notomihardjo, dan Sujiatmi. Saat melintas menuju ruang kedatangan, beberapa calon penumpang yang tengah mengantre tiket, rela meninggalkan barisan antrean. Mereka mendatangi Jokowi lalu mengeluarkan telepon selulernya untuk foto bersama.
Memang, ajakan untuk foto bersama dari masyarakat adalah hal yang biasa terjadi kepada tokoh publik (public figure), misalnya saja seperti pejabat atau artis ternama. Hal itu pulalah yang dilakukan warga Solo, Jawa Tengah, terhadap pemipin mereka, Wali Kota Solo, Jokowi. Namun demikian, ada hal berbeda ditemukan pada sosok Jokowi bila dibandingkan dengan tokoh publik lainnya. Hal ini diakui Darwadi, seorang warga Solo yang tengah antre membeli tiket kereta api di Stasiun Purwosari, Jumat pagi itu.
Pemuda yang bekerja di Jember, Jawa Timur itu merangkul Jokowi, melintangkan tangan kirinya dari belakang punggung, dan meletakkan tangannya di bahu kiri Jokowi. Dia tidak sungkan merangkul pria berpostur kurus, yang notabene adalah pemimpin tertinggi di Solo, seperti memperlakukan teman sebayanya.
"Sebagai sama-sama orang Solo, saya memberanikan diri merangkul Pak Jokowi. Biasanya, pejabat kan agak susah tuh, kalau ini enak orangnya. Tidak sombong," kata Darwadi. Darwadi mengaku sudah lama mengetahui nama Jokowi, dan menyaksikan sosoknya melalui media massa dan layar televisi.
"Ingin bisa ketemu, sebab selama ini baru lihatnya di TV. Tapi rasanya mustahil bisa ketemu, apalagi sekarang mencalonkan diri jadi Gubernur DKI. Kalau jadi pasti makin susah ditemui. Tapi senang, puas rasanya bisa bertemu fisik dan baru kali ini bisa peluk wali kota. Baru kali ini, bisa foto langsung berduaan, biasanya tidak bisa," kata Darwadi yang sempat menunjukkan salam metal.
Sembari menunggu kereta api tiba, sekitar 20 menit, Jokowi membaur dengan warga di ruang tunggu penumpang. Dia lagi-lagi menjadi semacam magnet untuk diajak berfoto bersama. Seorang wanita bule bahkan turut memotret Jokowi yang duduk bersama seorang laki-laki, teman si bule tadi.
Seusai menyambut pemudik di stasiun, Jokowi mengajak penulis untuk berputar-putar di kota Solo. Dia kemudian mengunjungi satu rumah di kawasan. Setibanya di samping rumah, Hanggo, ajudannya menelepon pemilik rumah, ternyata tidak ada sahutan. "Mungkin lagi mandi," kata Hanggo dalam bahasa Jawa.
Setelah berhenti sekitar 3 menit, Jokowi meminta Suliadi mengarahkan mobilnya ke satu tempat, yakni Graha Saba Buwana. Bangunan tersebut meupakan gedung serba guna yang sering dijadikan tempat pelaksanaan pertemuan, seminar, dan pernikahan. Bangunan itu berdiri megah di Jalan Letjen Suprapto.
Plafon dan interiornya menggunakan kayu jati, namun bukan jati utuh, tetapi jati sambungan yang dilem dan dipres. Jokowi mengakui bangunan ini milik pribadi yang dibangun tahun 2000 dengan menggunakan kayu jati afkiran atau kayu sambungan jati sisa produksi mebel perusahaanya, PT Rakabu.
"Mana ada gedung serba jati? Kalau beli mana mampu. Ini saya gunakan kayu-kayu afkiran, sisa di pabrik. Saat membangun ini, semua gudang saya langsung kosong kayu afkiran," kata Jokowi, suami dari Iriana. Iriana adalah wanita yang ditaksir Jokowi karena sering bermain ke rumahnya, pertengahan dekade tahun 1980-an. Iriana teman sepermainan adik perempuan Jokowi. "Kami pacaran empat tahun, sebelum menikah," Jokowi yang dikaruniai tiga anak, Gibran Rakabumi, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.
DAFTAR ISI BUKU "JOKOWI, SPIRIT BANTARAN KALI ANYAR"
SWEET MEMORIES
Ada apa dengan Kali Anyar? Mengapa Jokowi terinpirasi Bantaran kali? halaman ...4
Siapa Dukun Jokowi? halaman ..xxiii
Sekarang Berat Badanku Tinggal 53 Kilo ..i
41 Tahun Rahasiakan Ilmu Mencari Telur Bebek ..3
Klumprak-klumpruk Pada Awal Berbisnis ..49
Sakit Tipus karena Gagal Masuk SMA Favorit ..43
TESTIMONI
Jokowi Sering Hadiahi Mbah Hardjo (Pengasuh Semasa Kecil) .4
Membonceng Tetangga Naik Sepeda(Toleran Sejak Kecil) .23
Suliadi Suka Belikan Nasi Kucing .85
Megawati Sempat Ragu Badan Kurus Jokowi .89
Pengawal Kecopetan Ketika Bagi-bagikan Beras ..xxiii
Kelihatan Bodoh Padahal Pintar .31
Tenggelam karena Pendiam .39
KELUARGA
Ramuan Khusus Istri Membuat Kuat .77
Setahu Saya Pacarnya Cuma Satu .79
Ibunda Rajin Salat Tahajud Doakan Jokowi .13
Biarkan Anak Dirikan Rintis Usahaan .73
Anakku Akan Jadi Pemimpin Besar .67
Tangan Jokowi Luka Tercakar Kuku .14
Setahuku Pacarnya Cuma Satu .79
MANAJEMEN & KEPEMIMPINAN
Piawai Mainkan Diplomasi Makan Siang Gratis .57
Bawakan TV untuk Nonton Tyson-Holmes .59
Tidak Gentar Copot Pejabat (Copoti Lurah Nakal) .69
Kecoh Pengawal, Lebih Rileks Tanpa Voorijder .139
7 Tahun Tidak Pernah Ambil Gaji Lebih 1/2 M 130
Baca Berita terkait