FSGI: Kekerasan dalam Pendidikan Akibat Dialog Searah
Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, mengemukakan, pendidikan yang tidak dialogis namun
Penulis: Mochamad Faizal Rizki
Editor: Anwar Sadat Guna
![FSGI: Kekerasan dalam Pendidikan Akibat Dialog Searah](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20120927_Fitra_Ramadhani_Tersangka_Pembacok_Alawy_Yusianto_Putra_4823.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, mengemukakan, pendidikan yang tidak dialogis namun searah menjadi salah satu indikasi masalah terjadinya kekerasan dalam dunia pendidikan.
"Pendidikan tidak dialogis tetapi searah menjadikan peserta didik tidak terbiasa menggunakan mulutnya untuk berdialog, akhirnya tangan dan kaki digunakan untuk menyelesaikan masalah,"ujar Retno kepada wartawan di kantor LBH, Jl Diponegoro 74, Jakarta, (4/10/2012).
Selain itu, lanjut dia, kekerasan di sekolah ini muncul karena tidak adanya relasi seimbang antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid, serta guru dengan pimpinan sekolah. Akibatnya, guru terkadang bertindak 'menindas' muridnya.
Beberapa kasus kekerasan ini mengemuka di media karena orangtuanya melakukan pelaporan kepada KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), namun kasus yang tidak mengemuka karena orangtua takut anaknya diintimidasi sangat banyak.
"Kasus terakhir terjadi di salah satu SD di wiliyah Semper Jakarta Utara, yaitu kasus ibu Rohani, sayangnya tak ada tindakan tegas oleh birokrasi, sehingga mengorbankan anak didik," ujar dia.
Seharusnya, pemerintah DKI Jakarta menyatakan dengan tegas bahwa sekolah adalah zona nyaman, tidak boleh ada kekerasan dalam bentuk apapun dan dengan alasan apapun.
"Ketegasan ini didasarkan pada UU Perlindungan Anak pasal 54 serta Konvensi Internasional tentang Perlingdungan Anak yang sudah ditandatangani oleh Indonesia,"tukasnya.
Kasus kekerasan lainnya seperti tawuran antar pelajar menjadi perhatian bersama dalam beberapa waktu terakhir, kondisi ini semakin memprihatinkan sebab tawuran pelajar mengakibatkan korban jiwa siswa kelas X SMAN 6 Alawy Yusianto Putra dan siswa SMA Yayasan Karya 66 Deny Yanuar serta Susilo siswa SMK Mahardika yang terluka akibat tusukan di punggung.