Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Paha Michelle Sempat Diraba-raba Perampok

Erna Setyawati (54), mengaku masih merasakan sakit pada bagian bawah mata dan kepalanya. Semua itu akibat dipukul

Penulis: Abdul Qodir
zoom-in Paha Michelle Sempat Diraba-raba Perampok
Tribun Jakarta/Abdul Qodir
Korban perampokan di dalam Taksi, Michelle Widyawati (24), saat berada rumahnya di Bilangan Jakarta Selatan. Rabu. (31/10/2012). Michelle Widyawati menalami kerugian sebesar Rp 35.000.000. (Tribun Jakarta/Abdul Qodir) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Erna Setyawati (54), mengaku masih merasakan sakit pada bagian bawah mata dan kepalanya. Semua itu akibat dipukul salah seorang dari empat komplotan perampokan memukulnya. Sabtu lalu, Erna bersama Michelle Widyawati, putri tunggalnya, dirampok ketika menumpang taksi menuju kediamannya di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

"Jadi, saat tiga orang itu masuk, mereka langsung menyerang ke kami. Mungkin karena saya ngomong melulu, saya dipukul dua kali pakai tangan di dekat mata dan kepala. Kata dia, dia kau, nanti ku bunuh kau. Aku lihat lagi wajah yang memukul, kepala ku sudah pusing," kata Erna kepada Tribunnews.com saat ditemui di kediamannya bilangan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis(1/11/2012).

Michelle kesal dan sedih saat melihat ibunya dipukul perampok. "Michelle jawab, eh Bang Kita bersaudara. Abang mau apa, kalau mau uang kita kasih. Jangan ganggu mamah saya, jangan pukul mamah saya. Yah, si Michelle pura-pura mengikuti pakai logat mereka juga," kata Erna menirukan ucapan putrinya saat itu.

Mendengar ucapan Michelle itu, si pelaku mengatakan harus mengambil harta korban. Sebab, kelompoknya sudah mengeluarkan modal untuk aksi jahatnya itu.

"Dia bilang, OK, ini sudah terlanjur. Saya ini beroperasi saja sudah keluarkan duit," jelas Erna menirukan si perampok.

Hal yang lebih buruk hampir terjadi pada diri Michelle. Sebab, saat dalam perjalanan, Erna mengaku melihat salah seorang pelaku berusaha meraba putrinya.

"Dia selalu bilang, mau bunuh kami. Dia juga berusaha meraba-raba anak saya. Dia bilang, kau cantik sekali. Memang anak-anak sini kenal anak saya cantik. Kita diam saja. Karena takut. Sebab, kalau kita bergerak pasti mati, karena pisaunya ditempelkan di perut samping kami, dua orang mengapit kami. Saya dan anak saya duduk di antara dua orang gemuk itu," ungkap Erna.

Berita Rekomendasi

Untung saja, kejadian yang lebih buruk tidak terjadi pada Michelle, karena pelaku lainnya menghentikan perbuatan mesum rekannya tersebut.

"Michelle enggak dipukul, cuma pahanya saja mulai dipegang-pegang. Tapi, yang sebelah lagi bilang, hai jangan meraba-raba dia, nanti kita kualat, kalau mau uang, uang saja. Temannya mengingatkan," kata Erna seraya mengucapkan Hamdallah.

Erna berkali-kali mengucapkan Hamdallah karena kejadian yang lebih buruk lainnya tidak terjadi pada dirinya dan putrinya, termasuk dibunuh.

"Setelah diajak putar-putar, salah satunya ngomong kalau kami mau dibawa ke Tanjung Priok, enggak tahu mau dibuang atau kami mau dibunuh di sana. Tapi, di perjalanan itu tidak jadi," tuturnya.

Erna mengaku tak bisa menggambarkan ciri fisik secara rinci dari tiga pelaku dan sopir taksi. Seingat dia, bahwa sopir yang mengendarai taksi dan seorang pelaku yang duduk di samping sopir pada malam itu, berperawakan sedang dan berambut cepak. Dua pelaku yang mengapit kedua korban, berambut pendek dan bertubuh gemuk.

Menurutnya, ketiga pelaku mengenakan kemeja kotak-kotak. Sementara sopir taksi mengenakan seragam putih kendati sempat melepasnya dan berganti kaos berwarna putih saat menuju mesin ATM.

"Seingat saya, si sopir sama yang di samping, rambut agak pendek agak cepak dan badannya enggak gemuk. Yang di samping saya, enggak cepak, tapi agak gemukan badannya, sudah bapak-bapak, umurnya di atas 40-an. Kulitnya agak gelap," ujar Erna.

Selama dalam perjalanan di dalam taksi, keempat pelaku kerap berkomunikasi, mengobrol. "Semuanya ada empat orang, termasuk sopir. Yang pelaku di depan, bagian operasi, dia yang disuruh sama sopir untuk ambil barang-barang kami. Lalu dia ambil. Kata sopir, kau masuk ambil uang ke ATM itu, kau catat nomor pin ibu ini. Dia tulis pakai pulpen di kertas, sepertinya sudah disiapkan. Kata sopir, kalau ibu salah, aku bunuh kau. Kata sopir, ayo cepat, ayo cepat, jangan lama-lama," katanya.

Menurut Erna, putrinya lebih ingat tentang wajah pelaku. Sebab, Michelle beberapa kali berani mengeluarkan ucapan kepada pelaku saat diancam di dalam taksi. "Sepertinya Michelle lebih ingat wajah pelaku," imbuhnya.

Berita Terkait: Perampokan di Taksi

Polisi Berhasil Dapatkan Wajah Pelaku dari Rekaman CCTV

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas