Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Michelle Ladeni Perampok Berlogat Batak

Michelle Widyati (54), bersama Erna Setyawati (54), ibunya, korban perampokan taksi 27 Oktober lalu masih ingat kejadian naas malam itu.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-in Michelle Ladeni Perampok Berlogat Batak
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Korban perampokan di dalam taksi, Michelle Widyawati (dua kanan), hadir pada rilis penangkapan tersangka perampokan, di depan kantor Resmob Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (9/11/2012). Tersangka yang berpura-pura menjadi sopir taksi bersama temannya yang mengikuti dengan mobil lainnya, sudah melakukan perampokan sebanyak 13 kali. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Michelle Widyati (54), bersama Erna Setyawati (54), ibunya, korban perampokan taksi 27 Oktober lalu masih ingat kejadian naas malam itu.
Ketika menumpang taksi menuju kediaman mereka di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Michelle dan Erna menumpang taksi.

Namun di perjalanan, sopir pura-pura menghentikan taksi, tapi rupanya menaikkan tiga orang bagian komplotan perampok.

"Jadi, saat tiga orang itu masuk, mereka langsung menyerang kami. Mungkin karena saya ngomong melulu, saya dipukul dua kali pakai tangan di dekat mata dan kepala. Kata dia, kau, nanti ku bunuh kau. Aku lihat lagi wajah yang memukul, kepala ku sudah pusing," kata Erna.

Dia kesal dan sedih saat melihat ibunya dipukul saat itu. "Michelle jawab, eh Bang kita bersaudara. Abang mau apa, kalau mau uang kita kasih. Jangan ganggu mamah saya, jangan pukul mamah saya. Ya, si Michelle pura-pura mengikuti pakai logat Batak juga," kata Erna menuturkan bagaimana Michelle yang menirukan dialek para pelaku.

Dan keempat orang itu kerap berkomunikasi dengan logat Batak sepanjang di dalam taksi.
"Kan ada empat orang, sama sopir. Yang pelaku di depan, bagian operasi, dia yang disuruh sama sopir unttuk ambilin barang-barang kami. Lalu dia ambil. Kata sopir, kau masuk ambil uang ke ATM itu, kau catat nomor pin ibu ini," kata Erna.

Erna meneruskan, "Dia pakai logat Batak, saya enggak tahu itu logat asli atau dibuat-buat. Kata sopir, ayo cepat, ayo cepat, jangan lama-lama kau, lai (lae, sebutan Mas untuk orang batak)."

Saat merilis tiga dari komplotan pelaku yang sudah ditangkap, Kepala Satuan Reserse Mobile Polda Metro AKBP Herry Heryawan mengatakan, otak dari komplotan ini adahal Robi Chaniago alias Hendri alias Eko, 33 tahun.
Eko pria asal Padang, dan Chaniago salah satu marga masyarakat Minang. "Dalam beraksi mereka pura-pura memakai logat Batak," kata Herry.

Berita Rekomendasi

Kejadian ini mengingatkan kita pada perampokan santri tiga santri Aa Gym, di Cimahi, Jawa Barat, Kamis 7 Oktober 2004.
Larut malam itu, tiga orang mahasiswi Stikes Ahmad Yani Cimahi usai mengikuti pengajian Aa Gym di Ponpes Daarut Tauhiid; Ratih (19) warga Ciwidey Kabupaten Bandung, Desi (19) dari Sumedang dan Indah Rahayu (18) penduduk Ciparay Kabupaten Bandung. Mereka adalah mahasiswi Universitas Ahmad Yani, Bandung.

Pelaku masuk ke dalam angkot yang ditumpangi 7 laki-laki, ternyata komplotan perampok.

Di dalam angkot, ketiga korban diikat menggunakan kerudung yang dikenakan masing-masing dan angkot itu terus melaju. Saat di atas taksi, para pelaku berbicara satu-sama lain berlogat Batak.

Namun setelah tertangkap, terungkap komplotan pelaku berasal dari Sumatera Selatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas