Akbar Tandjung Dianggap Ganggu Kongres HMI
pertemuan di rumah Akbar tandjung tersebut pun dihadiri Taufik Hidayat Presidium Nasional KAHMI dan menjabat pengurus Partai Golkar.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Domu D. Ambarita
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kongres kE-28 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sudah berjalan selama 9 hari. Ini melebihi jadwal yang ditetapkan panitia, 22 Maret. Namun agenda persidangan masih berkutat pada sidang pleno 2 dengan agenda pembahasan permintaan pertanggung jawaban pengurus besar HMI.
Demikian diungkapkan Ketua Panitia Pelaksana (OC) Nasional Kongres Ke-28 HMI, M Chairul Basyar, Minggu (24/3/2013). "Kondisi kongres yang terlihat sedang dalam keadaan deadlock ini bukan berarti tidak ada sesuatu dibelakangnya. Harus diakui keadaan yang menciptakan kongres seperti ini adalah adanya intervensi KAHMI yang berlebihan," kata Chairul Basyar.
Chairul mengungkapkan hal itu dibuktikan dari dipanggilnya beberapa ketua umum Badko HMI (wilayah), Presidium sidang dan Majelis Pengawas dan Konsultasi (MPK) PB HMI di rumah Akbar Tandjung, 22 Maret lalu.
Chairul mengatakan dalam pertemuan tersebut Akbar Tandjung sebagai alumni HMI yang dibanggakan mengarahkan untuk badko-badko, presidium sidang dan MPK untuk mengambilalih kongres HMI dengan tidak mengakui lagi Panitia Kongres HMI ke-28 yang telah dipilih.
Ia menyebutkan pada pertemuan di rumah Akbar tandjung tersebut pun dihadiri oleh Taufik Hidayat Presidium Nasional KAHMI yang menjabat pengurus Partai Golkar.
"Satu malam berikutnya setelah pertemuan di rumah Akbar Tandjung, Taufik Hidayat datang ke arena kongres bersama pasukannya seperti Yayat Biaro yang juga fungsionaris Golkar dan kawan-kawannya yang lain yang sudah bukan lagi anggota HMI aktif membuat pertemuan dan memanggil cabang-cabang peserta kongres untuk memasukkan kepentingannya," ungkap Ilung, sapaan M Chairul Basyar.
Ilung mengakui kepentingan mereka tersebut cukup memiliki tendensi politik yang kuat, yaitu ingin menolak laporan pertanggungjawaban dan memecat Noer Fajrieansyah (Ketua Umum) dan Basri Dodo. Padahal pada saat pembahasan LPJ, forum sudah menyatakan demisioner untuk kepengurusan PB HMI periode 2010-2012 dan sudah diketuk palu oleh presidium sidang.
"Kondisi itulah yang membuat para alumni yang tidak lagi menjaga independensi kader-kader HMI geram dan turun untuk melancarkan agenda mereka yaitu mengambil alih kongres dan melakukan pemecatan terhadap dua pimpinan PB HMI," tuturnya.
Chairul mengungkapkan pihaknya yang sudah bekerja keras heran dengan cara-cara intervensi para senior-senior HMI tersebut. Karena dengan adanya gerakan memecat dan menolak LPJ Pengurus Besar HMI 2010-2012, tuturnya, secara otomatis para kandidat yang juga fungsionaris pada kepengurusan periode tersebut akan cacat dan bisa dinyatakan tidak layak menjadi kandidat ketua umum PB HMI.
"Sehingga banyak asumsi yang berkembang di arena adalah kepentingan Akbar Tandjung, Taufik Hidayat dan kroni-kroninya bukan hanya sebatas mengambil alih kongres agar kepentingan KAHMI bisa diwakilkan dalam kongres, akan tetapi mereka pun ingin memenangkan kandidat ketua umum yang bisa dipastikan yang bukan unsur dari kepengurusan periode 2010-2012," tutur Chairul.
Chairul pun menegaskan pihaknya akan melawan kepentingan-kepentingan atas nama KAHMI yang dibawa oleh Akbar Tanjung dan Taufik Hidayat. Ia pun berharap kepada alumni yang berkepentingan untuk berhenti melakukan intervensi-intervensi terhadap HMI yang akan merusak nilai-nilai independensi etis dan independensi organisatoris HMI yang sangat sakral.
"Kami juga informasikan, pertemuan ketum-ketua umum Badko (Badan Koorsdinasi, tingkat Provinsi) dan presidium-presidiun sidang di rumah Bang Akbar Tandjung tanggal 22 Maret 2013," katanya.
Ia pun menyampaikan tidak ada pemindahan tempat kongres HMI ke 28. Kongres tetap dilaksanakan di asrama haji. "Batas waktu sampai hari senin untuk menggunakan asrama haji. "Selamatkan organisasi dari intervensi GIC yang mengatasnamakan KAHMI yang terlalu jauh," ujar Ilung.
Konfirmasi dari pihak Akbar Tandjung, sedang diusahakan.(*)