RS Harapan Bunda Bantah Ada Pemotongan Jari Bayi Edwin
Dian Kristiana, Marketing dan Humas Rumah Sakit Harapan Bunda membantah soal tuduhan pihaknya melakukan
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dian Kristiana, Marketing dan Humas Rumah Sakit Harapan Bunda membantah soal tuduhan pihaknya melakukan pemotongan jari telunjuk kanan Edwien Timothy Sihombing, bayi dua setengah bulan secara sepihak, tanpa pemberitahuan sebelumnya dengan keluarga.
"Terjadi jaringan mati yang terlepas, hal itu dikarenakan orang tua tidak kooperatif sehingga penanganan terlambat. Tidak ada pemotongan jari di dalam ruang peratwan RS Harapan Bunda. Yang benar jaringan mati sudah terlepas dengan sendiri di dalam kassa sehingga perlu diambil," jelas Dian di Aula lantai 4 RS Harapan Bunda, Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (11/4/2013).
Dian pun menjelaskan bahwa orangtua Edwin pernah menyetujui untuk dilakukan amputasi, namun dengan syarat jangan sampai telapak tangan diamputasi.
"Tapi pelaksanaan amputasi tidak lansung dilakukan oleh dokter bedah ortopedi, dengan harapan setelah diobesrvasi akan ada perbaikan (kondisi kesehatan Edwin), disamping menunggu keadaan umumnya membaik," jelasnya.
Sebelumnya, Gonti Laurel Sihombing (34) ayah Edwin menuturkan, setelah pemotongan dengan gunting tanpa pembiusan itu, Romauli Manurung (28), ibu Edwin meminta bekas potongan jarinya dari doker. Di situlah dokter menjelaskan alasan menggunting ujung jari putranya.
"Dokter bilang, jaringan sel pada jari yang luka sudah mati dan harus dipotong, dan siangnya saya baru tahu saat istri saya telepon sambil nangis-nangis," ujarnya.
Menurut pegawai marketing sebuah bank swasta di Jakarta, dirinya tidak berada di RS saat proses pemotongan jari menggunakan gunting itu terjadi. Istri Gonti yang sedang menjaga Edwin di ruang perawatan tidak menduga jika Zaenal melakukan amputasi tanpa pemberitahuan lebih dulu.
"Istri saya mengira, ini cek rutin saja. Karena memang tiap harinya kulit anak saya yang menghitam suka dibersihkan sama suster. Tapi ini kok tahu-tahu dokter memotong jari anak saya pake gunting," katanya.
Lebih lanjut Gonti mengatakan, hal lain yang disesalkan oleh dirinya adalah kenapa proses amputasi tidak dilakukan di ruang operasi yang memang mempunyai alat khusus.
"Ini di potong pake gunting lho. Itu saya kesal. Seharusnya anak saya di bawa dong ke ruang operasi bukan di ruang perawatan. Dan alat yang dipakai juga seharunya lebih steril, bukan gunting biasa seperti itu. Mana kita tahu kalau gunting itu bekas motong kertas atau yang lainnya," katanya.