Pengobatan Gratis Warnai 40 Tahun RI - Korsel
Memasuki usia hubungan yang ke-40, hubungan Korea Selatan dan Indonesia diharapkan dapat terus terbina dan lebih optimal.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Memasuki usia hubungan yang ke-40, hubungan Korea Selatan dan Indonesia diharapkan dapat terus terbina dan lebih optimal. Selama ini, kerjasama yang telah dilakukan mencakup beberapa bidang, yakni teknologi, investasi, tenaga kerja, pariwisata dan pertukaran pelajar.
Selain itu, melalui momentum ini juga berupaya untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang kesehatan melalui pengobatan gratis yang dilakukan antara Korea dan Indonesia. Acara ini terselenggara berkat kerjasama dari Korean Open Doctors Society, SOHO Group, Lotte Group, Pemprov DKI, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan Yayasan Pelangi Pancasila Sakti.
“Kerjasama pengobatan gratis ini merupakan yang pertama kali diadakan di Indonesia,” ujar Dr. Choi Sung Hooh, Ketua Organisasi Korean Open Doctors Society. Pengobatan ini akan berlangsung dari 25 – 28 Mei 2013, dengan target peserta sebanyak 1500 orang.
Pengobatan ini memfokuskan di dua titik yaitu: GOR (Gelanggang Olahraga Remaja) Kecamatan Cipayung (25 dan 26 Mei) dan GOR Kecamatan Jatinegara (27 dan 28 Mei). “Kerjasama ini sesuai dengan visi misi SOHO Group untuk berusaha terus menerus meningkatkan kesehatan masyarakat,” ujar Widi Nugroho Sahib, Public Relations & General Services Division Head SOHO Group dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/5/2013).
Dalam bakti sosial ini bukan hanya pengobatan untuk penyakit yang umum, tetapi juga tersedia berbagai pelayanan kesehatan lainnya, seperti: akupuntur, gawat darurat dan perawatan gigi. Korean Open Doctors Society adalah organisasi medis sosial di Korea yang telah berdiri sejak 1997.
Relawan yang tergabung dalam organisasi ini berasal dari kalangan dokter umum, dokter gigi, apoteker, perawat dan lainnya. Salah satu program dari organisasi ini adalah bantuan pengobatan pada negara – negara yang membutuhkan. Hingga saat ini, telah dilakukan sekitar 80 pengobatan gratis di 18 negara yang berbeda dengan total pasien sebanyak 80.000 orang. Beberapa negara yang sering dikunjungi: Mongolia, Sri Lanka, Afganistan, Filiphina, Cina, Mynmar, Ethiopia dan lainnya.