Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penumpang Commuter Line Ngomel Dikenai Tarif Lama yang Mahal

Penumpang Kereta Commuter Line ngomel-ngomel karena masih diberlakukan tarif lama yang mahal, katanya sudah e-ticketing?

Penulis: Komang Agus Ruspawan
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Penumpang Commuter Line Ngomel Dikenai Tarif Lama yang Mahal
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Hiruk pikuk penumpang kereta commuter line di stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (1/4/2013). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Komang Agus Ruspawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang pria berkaca mata mencak-mencak di depan loket Kereta Api Stasiun Sudimara, Jombang, Tangerang, Selatan, Senin (3/6/2013) siang.

Pria yang merupakan calon penumpang kereta api commuter line tersebut memrotes harga tiket yang belum berubah.

Padahal, jauh-jauh hari PT KAI susah menyosialisasikan perubahan sistem ticketing dari kertas manual menjadi elektronik (e-ticketing).

Menurut perhitungan, kalau pakai sistem baru, penumpang dari Sudimara yang turun ke Tanah Abang cukup membayar sekitar Rp 5.000 - 6.000.

Tapi dia disuruh membayar Rp 8.000, tarif lama.

"Saya komplain, kenapa harga tiket masih Rp 8000. Padahal ini sudah tanggal 3 Juni. PT KAI sudah mengumumkan per 1 Juni sudah berlaku tiket murah," kata calon penumpang bernama Tigor Siagian tersebut dengan nada tinggi saat ditemui Tribunnews.com.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) memang mengumumkan pemberlakuan tarif baru untuk commuter line se-Jabodetabek per 1 Juni 2013.

Pengumuman dilakukan lewat media massa. Di setiap stasiun, petugas jaga juga selalu menyampaikan perihal kebijakan baru tersebut, termasuk juga diumumkan melalui spanduk yang dipajang di setiap stasiun.

PT KAI memperlakukan tarif baru sebesar Rp 3000 untuk setiap lima stasiun, dan tambahan Rp 1000 untuk tiga stasiun berikutnya. Adapun saat ini tiket commuter line masih dijual dengan harga Rp 8000 untuk sekali perjalanan.

"Yang aneh, spanduk-spanduk pengumuman tiket murah itu sekarang semuanya pada hilang. Saya mempertanyakan siapa yang membuat spanduk tersebut. Mereka harus bertanggung jawab dong," tandas Tigor, yang saban hari naik kereta Sudimara-Palmerah untuk menuju ke kantornya.

Ketika Tribunnews.com mempertanyakan pemberlakuan harga tiket baru kepada petugas loket, dengan enteng dijawab "bulan depan." Ia menyebut terjadi penundaan pemberlakuan harga baru tapi tanpa mengetahui alasan pasti.

"Ini kan namanya tidak fair. Ada yang tidak beres. Kenapa penundaan ini tidak diumumkan kepada masyarakat? Sementara sistem tiket online sudah mulai diberlakukan," tambah Tigor, yang juga diamini calon penumpang lain yang ikut "nimbrung" di peron stasiun.

Rupanya si penumpang tidak menyadari PT KAI telah menggelar jumpa pers menyatakan penundaan sistem e-ticketing.

"Ya kalau memang ditunda, harusnya diumumkan juga di stasiun. Ada pengumumannya. Nggak tahu-tahu dikenai tarif lama begini," omelnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas