Bagaimana Calo Bisa Cepat Urus STNK?
Bagaimana calo bisa mengurus surat-surat kendaraan bisa lebih cepat dari jalur resmi? Rahasianya, koneksi dengan "orang dalam" di kantor Samsat.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagaimana calo bisa mengurus surat-surat kendaraan bisa lebih cepat dari jalur resmi? Rahasianya, koneksi dengan "orang dalam" di kantor Samsat.
TR (50), salah seorang calo di Kantor Samsat Jakarta Timur, mengaku bekerja dalam tim. Satu tim berjumlah tiga hingga empat orang. Tiga calo bertugas mencari pelanggan, seorang lainnya mengurusi STNK dan berhubungan dengan orang dalam.
Nantinya, agar tidak perlu mengantre di loket, calo akan menerebos antrean dan langsung ke depan. Calo hanya menaruh berkas perpanjangan saja di loket.
"Nanti petugas akan beri kode di berkas itu kalau kami (calo) yang menyerahkan," kata TR kepada Warta Kota. Kepada petugas tersebut, calo hanya memberi uang di kisaran Rp 10.000.
Berbeda bila pergantian STNK per lima tahun, calo harus memberi uang agak banyak. Pertama untuk petugas uji fisik, lalu petugas pembuatan pelat nomor. Pelat nomor pun bisa jadi hanya dalam waktu sejam saja. Jika mengurus sendiri, pelat nomor baru jadi seminggu kemudian.
Pada uji fisik, TR memberikan uang Rp 30.000, sedangkan pada pembuat pelat nomor, dia memberi Rp 20.000 - Rp 30.000.
Pengurusan pergantian pelat nomor bisa lebih cepat, kata TR, lantaran setelah kendaraan diuji fisik, calo akan membawa fotokopi STBK lama ke pembuat pelat momor yang bukti pembayaran. Jadi tak perlu menunggu STNK jadi dulu. Berbeda dengan jalur normal yang mesti menunggu STNK selesai.
Menurut TR, petugas di Samsat dan para calo sudah saling kenal. Bahkan mereka kenal dekat dan saling sapa. Makanya, makin mempermudah mempercepat pengurusan.
Agar berbeda di kantor Samsat Jakarta Pusat dan Jakarta Utara. Di sana, yang menjadi calo malah tukang parkir.
"Di sini tidak ada calo. Kalau mau dibantu agar cepat urus STNK-nya, ya lewat petugas parkir saja," kata SGD (45), salah seorang petugas parkir.
Menurut SGD, di sana dia tidak perlu banyak-banyak membayar ke petugas. Dia dan rekan-rekannya cukup membayar Rp 10.000 saja. "Itu pun kadang-kadang kami tak kasih juga tetap dipercepat. Sudah kenal baik kok sama petugasnya," ujar dia.(Wartakota)