Pembangunan Monorel akan Diawali dari Ruas Kuningan
Oktober 2013 adalah awal dimulainya pembangunan kembali proyek monorel yang sempat mangkrak selama bertahun-tahun tersebut.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Direktur Teknis PT Jakarta Monorail, Rosa Bovananto memastikan moda transportasi masal berbasis rel monorel akan dilanjutkan kembali pembangunannya. Dia menyebutkan Oktober 2013 adalah awal dimulainya pembangunan kembali proyek yang sempat mangkrak selama bertahun-tahun tersebut. Beberapa penyesuaian akan dibuat.
"Awal Oktober kami mulai pembangunan fisik. Mulainya di ruas Kuningan," ujar Bovananto, di sela pameran monorel di sisi timur pelataran Monas, Jakarta Pusat, Minggu (14/7/2013) malam. Pelaksana pembangunan, sebut dia, adalah Consorcium Costruction Corporation China (CCCC) alias konsorsium perusahaan konstruksi China.
Menurut Bovananto, konsorsium yang melanjutkan proyek pembangunan monorel ini adalah konsorsium yang sama yang telah menggarap megaproyek Jembatan Suramadu di Jawa Timur.
Tetapi, tambah dia, CCCC hanya akan menjadi pemimpin pelaksanaan pekerjaan.
Pengerjaan fisik proyek, menurut Bovananto, tetap akan melibatkan kontraktor lokal. "(Kontraktor lokal) itu confidential, karena kalau diumumkan sekarang, perusahaan yang lain iri. Pokoknya BUMN besar semua lah," ujar Bovananto.
Saat ini, beberapa surveyor dari Thailand, China, dan Jepang, baru saja melakukan pra-konstruksi pembangunan di titik-titik yang akan dibangun monorel. Bovananto berharap, survei selesai dalam dua bulan agar pembangunan fisik Monorail tak tersendat.
Beberapa penyesuaian
"Insya Allah surveyor itu segera merinci dokumen engineering kita. Tidak mengubah, hanya menyesuaikan," papar Bovananto. Beberapa penyesuaian yang akan dilakukan, sebut dia, antara lain di kawasan Casablanca yang pada 2004 hanya dirancang satu jembatan layang untuk monorel.
"Sekarang (di Casablanca) dua (jembatan layang), harus ada penyegaran," lanjut Bovananto. Selain meninjau ulang dokumen monorel, akan dipikirkan ulang pula ketersediaan listrik yang akan menjadi penggerak moda transportasi ini.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menandatangani pernjajian komitmen dengan PT PLN untuk masalah kelistrikan ini. Perjanjian yang dibuat pada 2004 itu akan dikaji ulang pula karena diperkirakan waktu operasional monorel akan bersamaan dengan kehadiran moda transportasi massal lain yang juga berbasis rel, MRT.
Rute dan kapasitas
Rencananya, monorel di Jakarta akan terdiri dari dua rute. Rute pertama, Green Line, membentang melewati rute Kuningan-Kuningan Sentral-Gatot Subroto-Senayan-Asia Afrika-Pejompongan-Karet-Dukuh Atas-Kuningan.
Sementara rute kedua, Blue Line, melintasi rute Kampung Melayu-Tebet-Kuningan-Casablanca-Tanah Abang-Roxy-Taman Anggrek. Blue Line juga akan melayani rute tambahan ke arah timur, melintasi Pondok Kelapa-Sentral Timur Jakarta, dan rute tambahan ke arah Barat dari Puri Indah.
Monorel dapat mengangkut 200 orang per gerbong. Satu rangkaian kereta monorel akan terdiri atas 6 gerbong. Dalam satu hari akan ada 25 rangkaian diberangkatkan, dengan beberapa titik pemberhentian untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di dalam rute yang tersedia.