Awas Modus Bius Bagi Pemudik
Mencegah aksi pembiusan yang selalu terjadi setiap arus mudik Lebaran tiba, Polda Metro Jaya mengimbau para pemudik
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Warta Kota, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mencegah aksi pembiusan yang selalu terjadi setiap arus mudik Lebaran tiba, Polda Metro Jaya mengimbau para pemudik untuk tidak mudik seorang diri atau mudah percaya dengan orang yang baru dikenal.
Pemudik diminta tidak mudah begitu saja menerima makanan dan minuman dari orang yang baru dikenal, sekalipun makanan atau minuman itu tampaknya masih dalam kemasan tertutup dan baik.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar, Rikwanto, Kamis (2/8/2013), mengatakan ada beberapa modus bius yang biasanya kerap dilakukan pelaku pada pemudik.
Diantaranya adalah mengajak korban untuk melakukan perjalanan bersama dan ditengah jalan akan ditawarkan jamu. "Jamu yang diberikan ke korban ini nantinya sudah dicampur obat bius yakni pil antimo dan apazol yang dihancurkan. Apazol adalah obat tidur yang sangat kuat," kata Rikwanto.
Dengan meminum campuran antimo dan apazol, korban bisa tidak sadar berhari-hari. "Bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Sebab pelaku tidak tanggung-tanggung dalam memberikan dosisnya," kata Rikwanto.
Untuk modus seperti ini, kata Rikwanto, Jatanras Polda Metro Jaya sudah membeku 3 orang pelaku yag satu komplotan, Rabu (31/7/2013) lalu.
Mereka adalah Arman Maulana (45) alias Bolton, Muhammad Sodikin (40) alias Alex dan Sutikno alias Daglek (42). Muhammad Sodikin terpaksa ditembak mati petugas karena kabur dengan memecahkan kaca mobil Avanza yang mereka sewa, saat sudah dibekuk aparat.
Kawanan ini sudah beraksi sejak 2009 lalu dan kebanyakan mengincar TKI yang mudik maupun berangkat dari luar negeri.
Mereka kebanyakan mencari korbannya di Terminal Kedatangan dan Keberangkatan Bandara Soekarno Hatta.
Modus bius lainnya, kata Rikwanto, pelaku memberikan minuman kemasan baik kaleng ataupun kotak kardus atau kemasan plastik yang tersegel.
Walaupun kemasan masih tersegel dan tertutup rapi, kata Rikwanto, sebenarnya pelaku sudah menyuntikkan obat bius ke dalamnya. "Dan sekilas tampaknya kemasannya tersegel baik. Ini membuat para korbannya percaya untuk meminumnya. Namun nyatanya sudah dicampur obat bius," kata Rikwanto.