Isteri Simon Berfirasat Mimpi Tak Enak
Eni Simon (65) sudah memiliki firasat tak enak mengenai kepergian suaminya yang sudah dua tahun ini mengikuti ritual ibadah Puasa Ester
Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tom Simon (69), salah satu korban meninggal dari jamaah Gereja Bethel Indonesia Rahmat Emmanuel Ministry, Kelapa Gading, setelah bus yang ditumpanginya PO Giri Indah terjun ke jurang di Cisarua, Bogor, sudah diakui isterinya.
Eni Simon (65) sudah memiliki firasat tak enak mengenai kepergian suaminya yang sudah dua tahun ini mengikuti ritual ibadah Puasa Ester bersama jamaah GIB REM di Pondok Kepenray, Kota Bunga, Cipanas, tiap bulan di minggu terakhir.
"Tahunya saya dari televisi soal kejadian waktu pukul 12.00 WIB di Cisarua deket puncak. Beritanya saya ikuti terus. Hati saya bicara, jangan-jangan si papi kecelakaan. Tapi di televisi dijelaskan itu dari perkumpulan di Kelapa Gading," cerita Eni di rumahnya, Jakarta Utara, Rabu (21/8/2013).
Menurut Eni, suaminya sudah dua tahun ikut ibadah Puasa Eni dengan jamaah GIB REM, lantaran gratis. Simon sendiri tercatat sebagai jamaah di Gereja CWS di Senen. Suaminya itu kerap pergi ke gereja seminggu sekali.
Kabar dipastikannya Simon salah satu korban meninggal, diketahui Eni dari teman-teman gerejanya. Ia mengaku sedih mendengar suaminya salah satu korban meninggal. Eni mengaku ikhlas jika hidup Simon harus berakhir seperti ini.
"Saya sedih juga, tapi apa mau dikata. Sejak pagi, hati saya sudah enggak enak. Pagi-pagi saya menyapu, dan selalu rapi-rapi rumah. Pokoknya firasat mimpi sudah enggak enak. Terus terang saya lupa mimpi apa," kata Eni menceritakan firasatnya.
Ia sudah mafhum, hari ini tepat suaminya akan pulang ke rumah usai menjalani Puasa Ester terhitung Minggu pekan lalu. Sembari menunggu kepulangan suaminya, Eni menyediakan waktu sambil istirahat diselingi menonton televisi.
"Setelah tahu ada kejadian itu, langsung telepon anak saya namanya Adam Simon (35). Dia bekerja sebagai guru di sekolah SMP Internasional Bunda Mulia, Holly Simon 32 (karyawan Data Script Design)," ungkapnya.
Di mata isterinya, Simon adalah suami yang ramah terhadap keluarga dan warga sekitar rumahnya. Simon jauh dari kesan sombong. Memang, suaminya ini dikenal agak galak. "Sejak enggak kerja selalu mencuci pakaiannya sendiri," katanya.
Setelah tak lagi bekerja di salah satu perusahaan produksi lampu, kehidupan Eni dan suaminya dibiayai anak-anaknya yang sudah dewasa dan belum menikah. Dia sudah tinggal di wilayah Kebon Bawang, Jakarta Utara, 35 tahun lamanya.
Prinsip hidup Simon sangat mandiri. Semua pekerjaan yang bisa ditanganinya ia lakukan sendiri, tanpa meminta bantuan isteri dan anak-anaknya. Satu kali, ketika Eni membersihkan bajunya, Simon justru marah-marah. Tak sekali dirinya juga mengajak keluarga untuk berdoa di Puncak.
"Malam itu papih berangkat ke Gereja Rahmat Emmanuel pukul sembilan malam. Waktu mau berangkat, sempatin kirim sms anak-anaknya. Paling sering, dia kirim sms anaknya yang cewek," kata Eni.