THB Diterapkan, Antre Beli Tiket Lebih Lama
Penjaga loket dan petugas keamanan di Stasiun Sudirman pada Kamis (22/8/2013) sore tampak lebih sibuk melayani pengguna
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Lidwina H. R. Maharrini
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjaga loket dan petugas keamanan di Stasiun Sudirman pada Kamis (22/8/2013) sore tampak lebih sibuk melayani pengguna kereta api commuter line. Banyak penumpang kereta masih kebingungan dengan sistem baru Tiket Harian Berjaminan (THB).
Dalam pantauan Tribunnews.com, hampir setiap penumpang yang antre di loket memesan tiket ke stasiun tujuannya dalam waktu yang lebih lama. Sistem THB yang masih belum familiar di mata para penumpang, membuat mereka harus bertanya tentang aturan penggunaan kartu tersebut pada petugas loket atau petugas keamanan.
Tidak jarang dari mereka mengeluh masih bingung, bahkan baru mengetahui adanya sistem baru ini, sesaat sebelum membeli tiket.
"Kaget saya juga. Bingung, baru tahu. Nanti, sih akan tukar (kartu dan uangnya) lagi di stasiun Sudimara. Soalnya nggak tiap hari naik kereta," kata Linda (26) kepada Tribunnews.com.
Hal serupa juga dilontarkan Siti (24). Ia terlihat lama bertanya pada petugas soal kartu berwarna putih yang ia pegang tersebut. Ia merasa kebingungan karena harus membayar tiket seharga Rp 7.500, naik tiga kali lipat dari ongkos biasa dari stasiun Sudirman ke Pasar Minggu.
"Saya naik kereta setiap hari, tapi kalau pagi aja. Nanti mau saya refund (tukar karti dengan uang Rp 5.000-nya), sih, tapi kalau di loketnya nggak antre," tutur Siti.
Bagi Karim (45), sistem ini juga dinilai memberatkan. Hal itu disebabkan dirinya harus membayar biaya tambahan sebesar Rp 5.000.
"Memberatkan, ya. Bingung dan sulit juga saya baru tahu. Nanti mau ditukarkan saja kartunya, soalnya nggak setiap hari naik kereta," kata pria pengguna commuter line tujuan Lenteng Agung ini.
Kebingungan dan rasa rugi rupanya juga dirasakan oleh pengguna tiket multi trip. Samsul, pengguna commuter line tujuan Bogor, menyatakan walau dirinya punya tiket multi trip, tapi bisa juga mengalami rugi waktu.
"Saya jadi ruginya paling rugi waktu, karena yang pada antre untuk tukar uang, kan banyak. Tapi yang dirugikan terutama yang tidak setiap hari naik kereta. Jadi pada antre dua kali, pas pulang, dan pas berangkat," tutur Samsul.
Hingga saat ini, stasiun Sudirman masih dipadati oleh penumpang, baik di loket maupun di peron. Tidak sedikit pula yang masih meminta penjelasan pada petugas soal sistem pembelian tiket baru ini.