20 Panti Pijat Tunanetra di Jaksel Dibina Agar Profesional
Hidup dengan keterbatasan daya penglihatan, tak membuat para tunanetra patah semangat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hidup dengan keterbatasan daya penglihatan, tak membuat para tunanetra patah semangat.
Sudin Sosial Jakarta Selatan (Jaksel) pun mencoba memfasilitasi keahlian memijat para tunanetra di Jaksel, dengan terus melatih dan membina. Sehingga, diharapkan para tuna netra bisa profesional dalam menjalankan bisnis pijatnya.
"Di Jakarta Selatan, dari pendataan untuk panti pijat tunanetra yang terdaftar, ada 35 panti. Tahun ini kami akan bantu pembinaan serta barang-barang untuk 20 panti," ujar Abdurahman Anwar, Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Sabtu (24/8/2013).
Menurut Abdurahman, bakal ada pelatihan manajemen bisnis bagi panti pijat tunanetra. Selama ini, para penyandang disabilitas kerap tidak bisa memerbaiki ekonominya, sebab tidak memiliki ilmu manajemen dalam berbisnis.
"Pengelolaan uang dan tempat panti pijatnya belum tertata dengan baik. Makanya kami akan beri pelatihan manajemen," jelasnya, seperti dikutip Tribunnews.com dari Beritajakarta.com.
Sementara, Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Miftahul Huda menuturkan, ke-20 panti juga akan diberikan bantuan beberapa macam barang. Panti pijat tunanetra yang akan diberikan bantuan adalah panti pijat yang paling aktif.
"Aktif dalam artian jumlah pengunjung. Bila pengunjungnya banyak, maka peluang mendapatkan bantuan akan semakin tinggi," katanya.
Beberapa bantuan yang akan diberikan di antaranya jam bicara, seprai, dan kipas angin.
"Wilayah yang paling banyak didapati tempat panti pijat tunanetra, di antaranya di Pasar Minggu dan Tebet," tuturnya. (*)