Pemilik Yayasan di Cengkareng Tak Pernah Angkat Tatu Jadi Kepala Sekolah
Samin mengaku tidak pernah mengangkat Tatu sebagai kepala sekolah
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Samin, pemilik Yayasan Madrasah Ibtidaiyah Uswatun Hasanah di Cengkareng, Jakarta Barat mengaku tidak tahu jika Tatu Habsah, yang diduga menyelewengkan dana Bantuan Operasional Sekolah(BOS) senilai Rp 5 miliar menjadi kepala sekolah. Samin mengaku tidak pernah mengangkat Tatu sebagai kepala sekolah.
"Saya nggak pernah tahu dan nggak pernah ngangkat dia jadi kepala sekolah. Dia sendiri yang ngaku sebagai kepala sekolah," kata Samin saat ditemui di kediamannya, Senin(2/9/2013).
Samin awalnya mendirikan sekolah itu pada 1986 untuk membantu anak-anak di lingkungan rumahnya mencicipi pendidikan secara gratis. Selama bertahun-tahun kegiatan belajar-mengajar di sekolah itu berjalan dengan baik.
Banyak siswa yang telah diluluskan dari sekolah yang berada di sebuah gang sempit itu. Tetapi ada yang aneh dalam masalah ini.
Pada tahun 2008 itu sebenarnya Samin dan keluarganya telah memperkarakan status kepala sekolah yang diemban Tatu.
Tetapi, lanjut Samin, kala itu Tatu datang menemuinya dan menangis meminta maaf.
"Dia sampai pingsan saat minta maaf. Tapi saya maafkan dia karena kasihan. Saya tetap berikan kesempatan buat dia kerja di yayasan," kata Samin.
Sejak tahun 2008, segala keuangan dan administrasi yayasan dikuasai oleh Tatu. Menurut Samin, Tatu tak pernah melaporkan terkait pembangunan sekolah baru mau pun dana yang keluar selama ini di sekolah. Seiring berjalannya waktu, masalah terus terjadi.
Kecurigaan terhadap penyelewengan dana yang dilakukan oleh Tatu kian menuai kejelasan. akhirnya pada 25 Juni 2013, Samin secara resmi memberhentikan Tatu dari jabatan kepala sekolah. Tapi masalah tidak berhenti di sini. Perselisihan justru kian meruncing saat Tatu membawa semua siswa pindah ke sekolah baru yang ia dirikan.
"Anehnya, dia bikin sekolah baru namanya Uswatun Hasanah Kapuk, tapi masih pakai izin yayasan punya saya, Uswatun Hasanah," kata Samin.
Bahkan sejak dipecat sang kepala sekolah masih mengambil uang dana bantuan dengan mengatasnamakan yayasan. Dia juga telah memalsukan tanda tangan Samin saat mengambil uang ke Bank DKI.
"Saya ada buktinya. Saat saya konfirmasi ke Bank DKI, ternyata Tatu memberikan surat kuasa palsu. Di surat itu seolah-olah saya memberikan kuasa kepada dia untuk mencairkan uang, padahal dari dulu saya tidak pernah tahu soal uang itu," katanya.
Samin beberapa kali pernah menayakan kepada Tatu apakah dana bantuan untuk yayasan Uswatun Hasanah dipergunakan untuk membangun gedung sekolahan baru. Tapi jawaban Tatu berbelit-belit.
"Pas saya tanya kenapa bangun sekolah baru, dia hanya diam dan sekalinya menjawab malah muter-muter penjelasannya. Saya jadi pusing," ujarnya.