Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PBNU Beri Sanksi Elemen Organisasi Pendukung Miss World

NU sampai sejauh ini tetap tidak mendukung digelarnya acara Miss World

Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in PBNU Beri Sanksi Elemen Organisasi Pendukung Miss World
Tribunnews.com/M Zulfikar
Aksi FUI untuk menolak ajang Miss World 2013, Jumat (6/9/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan akan memberi sanksi elemen organisasi yang mendukung penyelenggaraan Miss World di Bali. Apa yang dilakukan elemen ini sangat disesalkan PBNU.

"NU sampai sejauh ini tetap tidak mendukung digelarnya acara Miss World,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di sela acara Rapat Pleno di Pondok Pesantren Universitas Sains Al Quran, Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (7/9/2013).

Dalam rilis yang diterima Tribun, Kiai Said mengaku pihaknya tetap beranggapan bahwa gelaran Miss World tidak memiliki manfaat besar layaknya event internasional  namun sebaliknya mudharat (efek negatif) yang sangat besar.

"Seandainya Miss World bisa menguatkan nilai rupiah, menurunkan harga kedelai, saya akan mendukung. Tapi itu tidak. Duit untuk menggelar Miss World yang miliaran rupiah itu akan lebih bermanfaat untuk membangun gedung sekolah,” ujarnya.

Sejauh ini terdapat dua elemen di internal NU yang berlainan sikap dengan PBNU dalam menyikapi gelaran Miss World. Lembaga Seni dan Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) dan GP Ansor menilai gelaran Miss World tetap memiliki manfaat dan layak didukung.

"Yang lembaga sesuai dengan mekanisme organisasi saya akan memberikan sanksi. Ansor rupanya merasa sebagai Badan Otonom yang memiliki otonomi khusus. Sekalipun demikian saya akan memberinya sanksi," katahnya.

Menyoal alasan elemen bahwa Miss World, bentuk diplomasi mempromosikan Indonesia, PBNU tetap menolak. Pasalnya, banyak event lain yang bisa dimanfaatkan untuk promosi budaya Indonesia. "Miss-missan itu budaya luar coba dipaksakan masuk ke Indonesia. Itu bukan budaya kita," ujarnya.

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas