Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibunda Sempat Mengira Briptu Ruslan Sudah Tewas

Dalam perjalanan menuju RS Sukanto, Oni mengaku sangat mengkhawatirkan keselamatan anaknya.

Penulis: Abdul Qodir
zoom-in Ibunda Sempat Mengira Briptu Ruslan Sudah Tewas
TRIBUNNEWS.COM/ABDUL QODIR
Oni Supartini (70) saat berbincang dengan wartawan di depan ruang ICU RS Sukanto, Jakarta Timur, Sabtu (14/9/2013). Putra bungsu Oni, Briptu Ruslan Kusuma (26), menjadi korban penembakan dan perampasan sepeda motor di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (13/9/2013) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Oni Supartini (70), mengaku bingung dan penasaran saat membaca berita teks berjalan (running text) di sebuah stasiun televisi di rumahnya, Depok, Jumat (16/9/2013) sekitar pukul 21.00 WIB.

Running text tersebut memberitakan, seorang polisi bernama Briptu Ruslan Kusuma ditembak orang tak dikenal di Cimanggis, Depok.

"Saya tahunya dari televisi. Waktu saya tonton berita Bripka Sukardi yang meninggal ditembak, tiba-tiba saya lihat ada berita tulisan di bagian bawah televisi, Briptu Ruslan Kusuma ditembak di Depok. Kok Briptu Ruslan Kusuma ditembak, kok namanya sama kaya anak saya," kata Oni saat berbincang dengan Tribunnews.com, di depan ruang ICU RS Sukanto, Jakarta Timur, tempat Briptu Ruslan dirawat, Sabtu (17/9/2013).

"Saya waktu itu bingung, enggak tahu mau ngapain. Lalu, saya bangunkan bapak. Saya bilang, 'Pak, ini ada polisi namanya Briptu Ruslan Kusuma ditembak'. Enggak lama kemudian, ada telepon dari Letkol Suranto, bilang, kalau Ruslan mendapat kecelakaan, musibah motor, dan ada di RS Medika Senter. Dia enggak bilang ditembak," tuturnya.

Oni baru mengetahui anak bungsunya dari enam bersaudara, ditembak dan sepeda motor Kawasaki Ninja 250 cc-nya dirampas, setelah mendapatkan telepon dari putra keduanya yang juga anggota Polri.

"Waktu kami dalam perjalanan ke Rumah Sakit Sentra Medika Depok, ada telepon dari anak saya, bilang, kalau Ruslan sudah dipindahkan ke RS Polri, Kramat Jati sini. Ya sudah, kami langsung ke RS Polri," paparnya.

Dalam perjalanan menuju RS Sukanto, Oni mengaku sangat mengkhawatirkan keselamatan anaknya. Bahkan, Oni langsung pingsan saat ratusan warga dan wartawan berkerumun di depan ruang ICU, setibanya di RS Sukanto.

Berita Rekomendasi

"Saya waktu lihat orang banyak, ada wartawan banyak, saya lemas, dan enggak tahu lagi. Kata bapak saya pingsan. Saya waktu itu pikirnya si Ruslan mati dah," ucap Oni sembari melongok ruang ICU, tempat Ruslan dirawat.

Setahu Oni, putranya tidak punya masalah atau musuh. Karena itu, ia menduga kejadian yang menimpa putranya ini adalah perampokan.

"Dia enggak ada musuh, enggak ada masalah. Kalau ada apa-apa, dia dijagain terus sama kakak-kakaknya. Kan empat kakaknya juga polisi. Ada yang anggota di Polda, sama anggota PJR di tol," ungkap Oni.

"Kalau dendam, enggak mungkin motornya diambil, dugaan saya sih ini maling," imbuhnya.

Oni mengucapkan Hamdallah karena anaknya selamat kendati sepeda motornya raib.

"Sudah pasti was-was, apalagi tahu dia kena tembak, dan yang sudah-sudah, polisi ditembak sampai meninggal dunia, pelakunya juga belum ketangkap," bebernya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas