Ali Tetap Salat Meski Tangannya Diborgol
Keperihan hidup dua korban penyekapan di sebuah ruko Jalan Hayam Wuruk, ternyata tak hanya disebabkan deraan pada fisik semata.
Penulis: Abdul Qodir

Laporan Wartawan Tribunnews.com Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keperihan hidup dua korban penyekapan di sebuah ruko Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, ternyata tak hanya disebabkan deraan pada fisik semata.
Ali Arifin, satu dari dua korban penyekapan yang dilakukan perusahaan penyedia jasa keamanan PT Banteng Jaya Mandiri (BJM), itu menuturkan dirinya terpaksa menjalani ibadah salat lima waktu dengan tangan terborgol.
"Saya tetap salat meski tangan diborgol, dan tidak bisa berdiri. Jadi, saya salat dengan cara duduk," tutur Ali Arifin, Sabtu (21/9/2013).
Namun, berbeda dengan Ahmad Zamani (32), korban penyekapan PT BJM lainnya. Warga Cilacap kelahiran Bandar Lampung ini menceritakan, sebagai seorang muslim, ia tak sanggup menjalankan ibadah salat ketika masih disekap.
"Saya tidak bisa salat seperti biasa karena tangan diborgol," tukasnya. Namun, Zamani tetap berzikir dan berdoa.
Ia berdoa, berharap dosa-dosanya terampuni sehingga membuat dirinya lega dan siap kapanpun dieksekusi mati.
"Selain itu, kalau malam, saya cuma coba bicara dalam hati, bilang ke istri, bu saya disekap, minta maaf kalau saya enggak bisa balik lagi," tuturnya.