Ketua Organda Bahas Mobil Murah Lewat Buku Setebal 300 Halaman
Konflik keberadaan mobil murah dan ramah lingkungan (low car green car/LCGC) antara sejumlah pihak belum ada titik temu.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik keberadaan mobil murah dan ramah lingkungan (low car green car/LCGC) antara sejumlah pihak belum ada titik temu. Lalu apa kata pengusaha angkutan umum di Jakarta terkait mobil murah dan dampaknya terhadap transportasi perkotaan?
Ekasari Lorena, Ketua Umum Organda DKI Jakarta menuangkannya dalam sebuah buku berjudul “Ayo Lawan Kemacetan”.
Melalui buku setebal lebih dari 300 halaman terbitan Kompas Gramedia, Eka bakal membahas bagaimana mobil murah dituding menambah kemacetan di kota-kota di Indonesia. Mobil murah juga ditentang karena hadir justru saat infrastruktur transportasi belum terbangun.
“Di sisi lain, kalau boleh jujur, masa depan infrastruktur transportasi di negeri ini belum memperlihatkan titik terang. MRT dan monorel belum dibangun. Sementara itu, terjadi penurunan kualitas layanan TransJakarta dan angkutan umum lain karena angkutan umum darat tak pernah dibela pemerintah dan kita semua,” kata Eka, Jumat (27/9/2013).
Dalam buku tersebut, juga timbul sejumlah pertanyaan tentang mengapa angkutan umum yang nyaman masih sekedar mimpi? Mengapa penjualan mobil terus meningkat sebaliknya layanan angkutan umum menurun? Mengapa peluncuran mobil murah disambut meriah? Mengapa kemacetan tak mereda bahkan makin parah?
Ingin tahu jawaban seorang Eka terkait sejumlah pertanyaan tersebut, mulai besok (28/9/2013) buku tersebut sudah mulai dijual di jaringan Toko Buku Gramedia dan toko buku lain.