1.300 Tempat Hiburan Ancam Tutup
Sebanyak 1.300 pengusaha dan pengelola tempat hiburan malam di Jakarta mengancam akan tutup
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebanyak 1.300 pengusaha dan pengelola tempat hiburan malam di Jakarta mengancam akan menutup usaha mereka dalam satu bulan ke depan.
Merekan mengancam melakukan hal itu jika Badan Narkotika Nasional (BNN) selalu merazia tempat usaha mereka dengan melakukan operasi narkoba secara terbuka.
Sebab, operasi terbuka yang digelar BNN dalam 3 bulan terakhir ini, membuat jumlah pengunjung hiburan malam turun drastis hingga 40 persen.
Ketua Perhimpunan Pengusaha Rekreasi dan Hiburan Umum Indonesia (PPHRUI), Adrian Maelite, mengatakan pihaknya sudah lelah dengan terus turunnya jumlah pengunjung mereka.
Akibatnya penghasilan mereka turun drastis dan nyaris tidak dapat menutupi biaya operasi tempat hiburan malam.
Pada dasarnya, kata Adrian, pihaknya mendukung BNN dan kepolisian dalam melakukan pemberantasan narkoba, termasuk dengan razia yang digelar di tempat hiburan malam.
Namun ia mengeluhkan pola dan metoda yang digunakan BNN dalam razia yakni dengan operasi secara terbuka dan tiba-tiba. Adrian berharap operasi atau razia dilakukan tertutup dan mengandalkan intelejen BNN.
"Operasi yang sekarang ini dilakukan secara terbuka dengan membawa banyak petugas dan bahkan ada aparat militer. Lalu ada mobil test urine juga. Bahkan, hampir semua pengunjung hiburan malam yang tidak tahu apa-apa, diminta untuk test urine juga," kata Adrian kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/9/2013).
Menurut Adrian, hendaknya operasi atau razia narkoba dilakukan secara tertutup dan tidak terbuka seperti saat ini.
"Coba dilakukan tertutup dan menggunakan intelejen mereka. Itu lebih elegan dan membuat pengunjung lain tidak terganggu," kata Adrian.
Selain itu, Adrian yakin dengan operasi tertutup dan penyamaran yang digunakan BNN, hasil razia akan lebih efektif dan bahkan bisa membongkar pengedar narkobanya.
Sementara dengan operasi atau razia terbuka, justru hasil didapat sama sekali tidak memadai dan cara itu tidak efektif.
"Dalam razia terbuka, yang diamankan hanya satu dua orang. Itupun kadang tanpa barang bukti dan mereka diamankan hanya berdasarkan test urine saja," kata Adrian.
Untuk itu Adrian meminta BNN mengubah pola dan metode razia mereka.
Jika metode operasi secara terbuka terus dilakukan, menurut Adrian, dalam satu atau dua bulan ke depan, akan banyak tempat hiburan malam di Jakarta yang bangkrut dan gulung tikar. (Budi Malau)