Istri Almarhum Bacharudin Bingung Menafkahi Keluarga
Bacharudin, satpam yang tewas ditembak Briptu Wawan adalah tulang punggung keluarga.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bacharudin, satpam yang tewas ditembak Briptu Wawan adalah tulang punggung keluarga. Marlina (42) istri almarhum mengatakan dengan tewasnya satpam Ruko Seribu, Cengkareng, Jakarta Barat itu, ia belum bisa berfikir lagi bagaimana ia akan menafkahi keluarganya.
Ditemui di rumah keluarga besar Bacharudin di Jalan Haji Jarin, Kelurahan Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Rabu (6/11/2013), Marlina menuturkan yang paling ia pikirkan adalah kelanjutan sekolah dua anaknya, yakni Diana Putri (17) dan Adam (15).
"Dua anak saya ini gimana kelanjutannya, saya masih bingung," katanya.
Untuk Diana yang kini menginjak kelas 3 SMK di Jakarta Barat, kata Marlina setidaknya perbulannya ia harus merogoh kocek sekitar Rp 200 ribu. Belum lagi Adam yang duduk di kelas 1 SMK dan harus membayar sekitar Rp 150 ribu perbulannya. Padahal dirinya hanyalah pegawai toko tas di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang gajinya hanya Rp 30 ribu sehari.
Selain membayar uang sekolah, Marlina mengaku juga harus membayar rumah kontrakan di kawasan Batu Sari, Jakarta Barat seharga Rp 800 ribu perbulannya.
"Saya ini masih bingung. Suami saya ini tulang punggung keluarga." ujarnya.
Kata Marlina suaminya baru dua bulan bekerja sebagai satpam, dengan gaji Rp 1.050.000 perbulannya. Keputusan untuk bekerja menjadi satpam itu kata Marlina diambil Bacharudin salah satunya untuk membiayai pendidikan kedua anaknya. Sebelumnya Bacharudin menurut Marlina bekerja serabutan, mulai dari menjaga lahan kosong hingga menjadi tukang ojeg.
"Bapak sempat mengeluh capek kerja, gajinya juga tidak seberapa. Tapi dia mikir anak-anak, dia mau bertahan kerja setidaknya sampai anaknya yang paling tua lulus. Terus rencananya dia (Bacharudin) mau usaha dagang kecil-kecilan. Tapi ternyata jadinya kayak gini," ujar Marlina.
Untungnya, biaya pemakaman Bacharudin di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat ditanggung oleh teman-teman almarhum. Selain itu Kepala Yanma Mako Brimob Kelapa Dua AKBP Ngadiman Andryanto juga sempat datang ke rumah duka, dan memberikan santunan uang yang disimpan di dalam amplop.
Saat ditanya TRIBUNnews.com soal bantuan biaya untuk pendidikan kedua anak korban, AKBP Ngadiman mengaku akan menyampaikan hal itu ke pimpinannya.