Rekan Bachrudin: Pistol di Kepala Jika Lupa Hormat ke Briptu W
Pistol menjadi senjata andalan bagi Briptu W untuk membuat para security Kompleks Seribu Ruko takut kepada dirinya.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Warta Kota, Feryanto Hadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Briptu W, oknum Brimob pelaku penembakan Bachrudin (30), seorang petugas keamanan di Ruko Seribu, Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat, sudah dikenal oleh satpam-satpam lain di kompleks ruko tersebut.
Seorang rekan korban, Lorent, menyebut Briptu W sering datang ke komplek tersebut untuk meminta jatah berupa uang maupun minuman keras. Saat datang, W diketahui juga sering dalam keadaan mabuk.
"Dia sudah sering ke mari. Biasanya minta jatah untuk mabuk. Padahal dia ke sini ya sudah dalam keadaan mabuk. Kalau korban, dia belum lama kerja di sini, baru sekitar tiga bulan," terangnya.
Pelaku, disebutkan, selama ini merasa dialah yang memegang kuasa di kawasan itu dan meminta kepada semua satpam patuh kepadanya. Adapun korban adalah anggota satpam baru di kompleks tersebut.
"Sudah lama dia merasa jagoan di sini. Security harus hormat saat dia lewat. Kalau tidak, dia pasti akan marah," jelasnya.
Pistol menjadi senjata andalan bagi W untuk membuat para security Kompleks Seribu Ruko takut kepada dirinya. Lorent mengaku pernah sekali lupa memberi hormat kepada pelaku. Akibatnya, ia dipanggil kemudian ditodong sebuah pistol sambil dibentak-bentak.
"Saya waktu itu lupa tidak hormat. Langsung dia mendekat sambil memanggil saya. Dia segera mengeluarkan pistol dan menodongkan ke kepala saya. Dia bilang, kalau lain kali saya tidak hormat, dia tidak segan-segan akan menembak," ujar Lorent berkisah.
Polisi saat ini masih memburu korban yang identitasnya sudah diketahui. Terkait dugaan bahwa pelaku seorang anggota Brimob aktif, Muhammad Iqbal berjanji akan mendalaminya.
"Kami akan dalami dulu kasus ini. Mudah-mudahan bisa segera terungkap," katanya.