Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Depan Hakim IP Akui Ia Membunuh Dicky Bukan Para Terdakwa

Adapun IP menunggu di atas jembatan. Rupanya ia bertugas sebagai pengamat situasi, IP menyebut tak melihat secara langsung pembunuhan.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Di Depan Hakim IP Akui Ia Membunuh Dicky Bukan Para Terdakwa
Nurmulia Rekso Purnomo/Tribunnews.com
IP (duduk di muka hakim) saat menjadi saksi dalam persidangan kasus pembunuhan Dicky Maulana di kolong jembatan Cipulir, Jakarta Selatan pada 1 Juli silam atas terdakwa Andro dan Nurdin di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2013). Ia mengaku terlibat dalam pembunuhan Dicky. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - IP (23) mengaku terlibat dalam pembunuhan Dicky Maulana di kolong jembatan Cipulir, Jakarta Selatan pada 1 Juli silam. Pengakuan IP itu terlontar saat ia menjadi saksi dalam persidangan kasus tersebut atas terdakwa Andro dan Nurdin di Pengadilan Negri Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2013).

Dalam persidangan itu IP yang datang mengenakan batik biru tua menuturkan ia bersama dua orang rekannya, Brengos dan Jubai telah merencanakan pembunuhan itu. IP merinci, ide membunuh Dicky tercetus oleh Brengos.

Motifnya, Brengos mengaku tidak suka pada Dicky karena setiap mereka mabuk bersama kelakuan Dicky dinilai tak mengenakkan. Di persidangan IP menjabarkan, 1 Juli dini hari lalu, sekitar pukul 03.00 WIB mereka berempat berangkat bersama menuju jembatan Cipulir dari kediaman IP di kawasan Petukangan, Kabupaten Tanggerang.

Di jembatan itu Brengos, Jubai, dan Dicky kemudian turun ke kolong jembatan. Adapun IP menunggu di atas jembatan. Rupanya ia bertugas sebagai pengamat situasi, IP menyebut tak melihat secara langsung pembunuhan.

"Saya jaga di atas jembatan, kalau ada petugas keamanan, saya juga jagain motor. Saya tidak lihat langsung pembunuhannya," kata IP

Meski tak melihat langsung, IP mengaku sempat mendengar teriak kesakitan Dicky hingga akhirnya suara Dicky hilang sama sekali. Usai itu, Brengos dan Jubai pun muncul dari kolong jembatan. Mereka mengabarkan, Dicky sukses dibunuh.

Berita Rekomendasi

Pengacara kedua terdakwa, Johanes Gea di persidangan menanyakan apakah IP sadar bahwa atas kesaksiannya karena ia bisa dianggap terlibat dan dijadikan tersangka. IP secara tenang mengakui hal itu.

Jaksa Penuntut Umum Andri Mudjiono menanyakan kepada IP kenapa ia baru muncul sekarang, setelah sebagian pelaku lain telah divonis. IP mengakui setelah kejadian ia sempat melarikan diri ke daerah Bekasi, Jawa Barat. Ia juga sempat meminta maaf ke kekasih Nurdin yang bernama Rara melalui situs Facebook.

"Saya bilang ke dia (Rara) saya minta maaf, gara-gara saya anak-anak ditangkap Polisi," terangnya.

IP akhirnya dijebak oleh orangtua Andro melalui Rara untuk bertemu. Pada Oktober lalu ia juga diajak ke Mapolda Metro Jaya untuk mengakui tindakannya, namun ia justru ditolak oleh penyidik.  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas