Mau Jadi Terminal AKAP, Terminal Pondok Cabe Masih Memprihatinkan
Tiba di pintu masuk, mata langsung tertuju pada pintu gerbang keropos yang sebagian besar atapnya telah lepas
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meski segera dioperasikan sebagai terminal Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) menggantikan Terminal Lebak Bulus, Terminal Pondok Cabe masih memprihatinkan.
Pantauan Warta Kota di Terminal Pondok Cabe, Senin (6/1/2013) siang, meski akan dijadikan pool bus AKAP, kondisi hampir seluruh areal terminal tampak memprihatinkan. Tiba di pintu masuk, mata langsung tertuju pada pintu gerbang keropos yang sebagian besar atapnya telah lepas.
Perubahan kentara hanya terletak pada rumput ilalang yang kini telah dipangkas. Sebelumnya, terminal yang terbengkalai selama 13 tahun sejak dibangun pada 2001 itu ditumbuhi rumput ilalang hingga setinggi satu meter. Di sisi kiri tak jauh setelah pintu masuk, belasan pekerja tampak melakukan sejumlah kegiatan di sebuah bangunan tua.
Di tempat tersebut, pekerja mengganti atap asbes yang telah lapuk dengan yang baru, memasang pompa air, dan menyiapkan loket karcis untuk ke-28 PO.
"Nantinya tenaga kerja-nya kita ambil dari anggota paguyuban, jumlahnya 49 orang. Mereka nanti yang jaga loket karcis, petugas kebersihan, dan lain-lain," tutur Jeffrey Kapoyos, Ketua Paguyuban Mitra Niaga, pengelola Terminal Pondok Cabe.
Sementara itu, mengingat terbatasnya lahan, ujar Jeffrey, sebaiknya hanya dua bus dari masing-masing PO yang ngetem di dalam terminal. Bus lainnya dapat masuk setelah bus yang ngetem keluar terminal. Begitu seterusnya.
"Karena luas terminal tidak terlalu besar, cuma 2,4 hektar, cuma 80 bus yang muat parkir di dalam terminal. Mudah-mudahan nantinya terminal ini diperluas sehingga bisa menampung lebih banyak bus," bilang Jeffrey.
Ia menambahkan, rombongan bus dari 28 PO akan masuk ke Terminal Pondok Cabe mulai Senin malam hingga Selasa dini hari. Ke-28 PO itu antara lain Pahala Kencana, Sinar Jaya, Handoyo, Santoso, Purwo Widodo, Sumba Putra, Aneka Jaya, Raya, Tunggal Dara, Tunggal Dara Putra, Maju Lancar, Sumber Alam, Gunung Mulia, Nusantara, Laju Prima, Harta Sanjaya, Gunung Harta, Langsung Jaya, Ramayana, Tunggal Daya, Jaya, Santika, Kramatdjati, Maju Utama, Dedy Jaya, Putra Mulia, Karyasari, dan Harapan Jaya. (Gopis Simatupang)