Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cegah Banjir Besar, 42 Ton Garam Semai Siap Ditabur di Udara

Kedua daerah tersebut dianggap masih menampung air hujan

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Cegah Banjir Besar, 42 Ton Garam Semai Siap Ditabur di Udara
Warta Kota/Alex Suban
Pekerja menuang butiran garam untuk mempercepat proses awan menjadi hujan dari Pesawat Hercules Skadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma di atas kawasan Cikampek-Palimanan, Jawa Barat, Senin (4/2/2013). Modifikasi cuaca ini dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, BNPB, BPPT dan TNI untuk mengurangi curah hujan di Jakarta. (Warta Kota/Alex Suban) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan melakukan modifikasi cuaca dalam rangka mengantisipasi banjir di DKI Jakarta pada musim hujan kali ini.

Modifikasi yang dilakukan BPPT adalah dengan mengalihkan awan-awan yang kemungkinan akan menimbulkan hujan dan mencegah terbentuknya awan hujan.

Metode pertama adalah percepatan proses hujan. Hal tersebut dilakukan dengan cara menyemai bubuk sejenis garam pada awan-awan yang berpotensi menimbulkan hujan dan mengalihkannya ke daerah-daerah yang aman banjir diantaranya pantai utara dan Serang, Banten.

Kedua daerah tersebut dianggap masih menampung air hujan.

"Kita sudah siapkan 42 ton persiapan bahan semai untuk persiapan tahun ini," kata Kepala UPT Hujan Buatan BPPT F Heru Widodo saat berbincang dengan wartawan di Gedung Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2014).

Tentunya awan-awan yang berpotensi menimbulkan hujan tersebut sebelumnya akan dideteksi oleh empat pos meteorologi. Pos meteorologi tersbut berfungsi untuk mengatur tekanan udara, temperatur, kembaban, kecepatan angin, dan sebagainya.

Dikatakannya awan-awan yang berpotensi menimbulkan hujan yang berada di wilayah Bogor khususnya berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane.

Berita Rekomendasi

"Kami akan menghujankan awan-awan yang akan masuk ke wilayah DKI yang kita anggap itu berbahaya, itu ke wilayah lain khususnya kalau bisa di laut, namun ada beberapa titik seperti Pantura masih bisa menerima, Serang masih bisa menerima," ujarnya.

Metode kedua adalah mengurangi pembentukan awan hujan. Itu dilakukan dengan cara mengganggu pertumbuhan awan hujan atau biasa disebut sistem kompetisi dimana partikel-partikel pembentuk awan hujan direkayasa sedimikian rupa melalui penguapan supaya awan hujan tidak terbentuk.

"Itu untuk mengganggu pertumbuhan awan yang ada di DKI, supaya awan tidak tumnbuh jadi awan besar, yang nanti menghasilkan hujan yang cukup lebat, itu yang kami lakukan dan kami juga akan menghujankan awan-awan kalau itu memang dianggap itu berbahaya bagi DKI Jakarta," ujarnya

Dengan dua metode tersebut, diharapkan mampu mengurangi debit air hujan yang berada di wilayah DKI Jakarta dan Bogor, sehingga mengurangi wilayah yang akan terendam banjir. Kedua metode tersebut sudah diuji dan berhasil seperti pada musim hujan pada Januari 2013.

"Harapan kita bisa mengurangi volume hujan 30 persen untuk Jakarta dan Bogor. Untuk wilayah Bogor yang ada di daerah DAS Ciliwung dan Cisadane," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas