Ungsikan Warga dengan Kuda
Kondisi ini membuat warga, harus mencari alat transportasi alternatif menembus banjir.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibu Kota negara, Jakarta dilanda banjir. Beberapa ruas jalan tergenang, sejak Minggu (12/1) lalu, sehingga tidak memungkinkan dilintasi kendaraan bermotor. Kondisi ini membuat warga, harus mencari alat transportasi alternatif menembus banjir.
Ada yang menggunakan perahu karet yang disediakan petugas kepolisian, Basarnas, Pemprov DKI Jakarta, atau bantuan perusahaan swasta, ada pula menggunakan gerobak yang "disulap" menjadi alat penyeberangan.
Bahkan, kuda penarik pedati atau delman pun dikerahkan sebagai alat transportasi menembus banjir. Seperti ditemui di kawasan Jalan KH Abdul Syafei, Kampung Melayu, Jakarta Selatan, Senin (13/1) siang siang.
Jalan yang biasanya banyak dilalui kendaraan, kini lumpuh karena terendam banjir setinggi lebih kurang setengah hingga satu meter. Banyak warga yang hendak melintas harus berputar menggunakan jalan alternatif. Namun, tak sedikit yang berupaya melintasi air berwarna cokelat pekat itu.
Tarif yang harus dibayar penumpang delman Rp 10.000 per orangnya. Mereka yang nekat menyeberang rata-rata tinggal di sekitar lokasi banjir sehingga tidak bisa mengambil jalan berputar.
Jika menggunakan jasa gerobak yang mengangkut 3-4 orang, setiap orang harus membayar Rp 10.000. Ada juga yang mengangkut motornya di atas gerobak dan tentunya harus merogoh kocek lebih dalam, yakni Rp 50.000.
"Rumah saya di sana, tadi pagi pas saya tinggal sih belum banjir," ujar Bowo, salah satu warga yang memutuskan naik delman untuk menuju ke rumahnya.
Perahu karet yang disiagakan petugas kepolisian difokuskan menyelamatkan warga yang masih terjebak di rumahnya. "Kami juga masih memprioritaskan yang sedang terjebak di dalam rumah," kata Amir, salah satu petugas kepolisian.
Banjir yang melanda DKI Jakarta pada awal tahun saat ini dinilai belum separah saat bencana banjir tahun 2013. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta masih bisa menangani bencana banjir yang terjadi.
"Bahwa hari ini ada 39 titik pengungsian jumlah pengungsi 5.000 orang dan telah menurun hingga 3.000," kata Syamsul dalam jumpa persnya di Gedung Kementrian Pekerjaan Umum.
Ia mengatakan masih ada tempat-tempat genangan air yang masih belum surut. Dibandingkan 2013 lalu, jumlah titik pengungsian mencapai 307 titik yang tersebar di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur.
Meskipun demikian, BNPB masih mengantisipasi bila kemungkinan bencana banjir mengepung Jakarta seperti 2013 silam.
"Mengingatkan 2013 pada Januari 2013 lalu jumlah pengungsian ada 307 titik, baik di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur dari pengalaman itu lah kami juga persiapkan ke depan, jadi saat ini sudah mengalami banjir dan genangan-genangan, tetapi kita menyongsong apabila nanti ada kejadian seperti tahun 2013," ujar Syamsul. (tribunnews/adi/kompas.com)