Jalan Banjir dan Berlubang, Biaya Distribusi Membengkak
Meski banjir di Jakarta sudah surut, kerugian pengusaha akibat banjir dan genangan di ibu kota belum surut
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski banjir di Jakarta sudah surut, kerugian pengusaha akibat banjir dan genangan di ibu kota belum surut. Pasalnya, genangan di jalan mengakibatkan rusaknya sebagian besar permukaan Jalan di ibu kota.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta menyatakan kerugian sektor logistik akibat banjir yang melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya mencapai Rp 40 miliar per hari.
Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Eddy Kuntadi mengatakan dunia usaha yang paling banyak mengalami kerugian adalah sektor transportasi yang disebabkan kemacetan, biaya angkut, bahan bakar serta biaya tunggu kapal.
"Masalah utama akibat banjir adalah pada distribusi dan logistik. Tanpa genangan air dan jalan rusak saja, Jakarta sudah macet. Kemudian ditambah sekarang jalanan berlubang," ujar Eddy seusai menyerahkan bantuan banjir dari Kadin DKI di Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Menurutnya, Kadin DKI berharap Pemprov DKI Jakarta segera turun tangan mengatasi persoalan infrastruktur terutama air di jalanan.
Eddy juga mengusulkan agar Pemprov DKI melakukan penataan kembali pusat investasi seperti pendirian pabrik yang mempunyai implikasi besar jangka panjang agar tetap menjanjikan meskipun ada ancaman banjir.
"Konsep DKI ini kan kota jasa, tapi di wilayah tertentu yang masih berkesempatan sebagai industri dan pusat investasi yang punya implikasi besar perlu ada penataan kembali," katanya.
Berdasarkan data dari Dinas PU DKI Jakarta, kerusakan infrastruktur jalan di Jakarta per 7 Februari 2014 mencapai 6.393 titik jalan seluas 136.010 meter persegi. Sementara penanganan dengan system tambal sulam oleh Dinas PU DKI Jakarta mencapai 5.007 titik seluas 30.741 meter persegi. Sehingga masih ada sisa kerusakan 1.386 titik seluas 30.741 meter persegi.
Kemarin, Eddy menyerahkan bantuan kepada korban banjir di tiga lokasi berbeda yakni Kelurahan Pejagalan Penjaringan Jakarta Utara, Kelurahan Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat dan Bidara Cina Jakarta Timur.
"Kita sengaja memberikan bantuan setelah banjir surut, karena pasti masih banyak yang membutuhkan bantuan, sedangkan saat banjir pasti sudah ditangani pemerintah dan banyak lembaga," katanya.
Bantuan banjir ini merupakan bantuan dari dunia usaha yang tergabung dalam Kadin Kota se-DKI. Selain itu melibatkan Anggota Luar Biasa (ALB) Kadin DKI seperti Aptesindo, APBMI, PPPI, ALFI/ILFA, AKAINDO dan APKLINDO.
Bantuan yang diberikan adalah pakaian wanita, pakaian anak-anak, cairan disinfektan, mi instan, beras , air mineral, selimut, diapers dan tissue.
"Kami konsen bantuan yang bisa digunakan pascabanjir, mereka kan butuh membersihkan rumahnya," ujar Eddy.
Lurah Penjagalan Alamsyah mengatakan kawasan tersebut selalu menjadi langganan banjir setiap musim hujan akibat faktor hujan deras serta rob laut utara Jakarta.
"Total warga yang terimbas banjir sebanyak 6.000 KK, terutama di Rw 15 yang paling parah, sedangkan yang terdampak di 10 RW, kita ini terdampak rob dan banjir local," jelasnya.
Ia mengatakan, banjir di kawasan Pejagalan semakin parah karena pekerjaan turap (site pile) kali Angke belum selesai. (sab)