TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya menetapkan Brigadir Susanto sebagai tersangka pelaku penembakan Kepala Detasemen Pelayanan Markas Polda Metro Jaya AKBP Pamudji hingga tewas, Selasa (18/3/2014) malam.

Penembakan berawal dari cekcok mulut antara Pamudji dengan Susanto. Pamudji menegur Susanto karena ia kedapatan tidak mengenakan pakaian dinas penuh saat bertugas di ruang Piket Yanma. Susanto tersinggung atas teguran Pamudji sehingga emosi dan menembak Pamudji.

Informasi yang beredar pemicu Brigadir Susanto melakukan aksi nekatnya, karena letih lahir dan batin sehingga stres akibat mempersiapkan seremoni pisah sambut Kapolda Metro lama ke Kapolda Metro Baru di Mapolda Metro Jaya, Selasa.

Bukan itu saja, rencana karnaval yang direncanakan berlangsung siang hari molor menjadi sore hari. Menanggapi hal ini Direktur Reserse Kriminal Umum Heru Pranoto membantah hal tersebut. "Itu lebay. Tidak ada kaitannya," kata Heru di Bareskrim Mabes Polri, Kamis (20/3/2014).

Menurut Heru, informasi itu sebagai pemicu Brigadir Susanto stres terlalu mengada-ada. Heru menjelaskan kedatangan pihaknya ke Bareskrim Mabes Polri bersama saksi penembakan Brigadir Susanto ke AKBP Pamudji, yakni Aiptu DM, hanya sharing biasa saja.

"Biar bagaimanapun Polda kan bagian Mabes Polri. Kami hanya sharing dan mendengar masukan serta pendapat dari Bareskrim," katanya.

Dari data yang dikeluarkan Polda Metro Jaya, Brigadir Susanto adalah pria kelahiran Malang 2 April 1974 atau berusia 39 tahun. Ia merupakan anak tunggal. Status Susanto adalah menikah dengan dua anak berusia 15 tahun dan 7 tahun.

Susanto masuk ke kepolisian sejak 1995 dari tamtama. Ini berarti sudah sekitar 18 tahun, Brigadir Susanto menjadi polisi. Ia Terhitung berdinas menjadi Brigadir Yanma Polda Metro Jaya sejak 1 Januari 2002. Pendidikan formal terakhirnya adalah SMA sebelum masuk ke kepolisian.(bum)