KAI Bongkar Bangli, Penghuni Pasrah
Setidaknya ada 160 bangunan liar dan lapak semi permanen yang dihancurkan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT KAI membongkar lapak-lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) dan menggusur pasar tumpah yang berada di sekitar Stasiun Duri, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Senin (24/3/2014). Setidaknya ada 160 bangunan liar dan lapak semi permanen yang dihancurkan.
Karsono (68) hanya bisa termenung melihati lapak miliknya dibongkar para pegawai PT KAI. Ia bersama istrinya, Marliah (58), duduk meneduh di bawah pepohonan setelah letih memindahkan ayam-ayam ternaknya ke tempat yang aman.
"Kemarin ada surat pemberitahuan, katanya cuma mau dirapihin. Ternyata dibongkar semua," kata Karsono.
Ayah empat anak itu mengaku baru satu tahun terakhir mendirikan lapak di area Stasiun Duri. "Tadinya saya ngontrak di Kalianyar III. Tapi melihat banyak orang membangun lapak di sini, saya ikut, sekalian buat ternak ayam. Lumayan, buat tambah-tambah penghasilan," ujarnya.
Karsono sehari-harinya bekerja sebagai penjual minuman keliling di area rel. "Kalau cuma ngandelin jualan minum saja, tidak cukup buat kebutuhan hidup. Apalagi istri saya tidak bekerja," ujarnya.
Imes (42), seorang pedagang di Pasar Tumpah Pos Duri kesal dengan penertiban itu. Ia menduga, aksi penertiban oleh PT KAI sebagai dendam akibat perusakan Stasiun Duri oleh puluhan orang beberapa hari lalu. "Ini saya lihat sebagai imbas kerusuhan kemarin.
Jadi, para pedagang yang jadi korbannya," katanya. Omes menjelaskan, pasar tumpah di lokasi itu sebenarnya sudah berkali-kali digusur. Dan ia pun menyebut PT KAI arogan karena tidak menyediakan lahan ganti.
"Kata KAI untuk urusan itu bukan wewenang mereka, tapi wewenang pemerintah. KAI tidak mau tahu kami jualan dimana, asal tidak di lokasi rel," katanya.