Penjaga Makam Kapuk Jakarta Tak Pernah Dikasih Honor
Sang lurah saat itu, kata Nurman, hanya berpesan kepada ayahnya untuk menjaga pemakaman, tanpa kompensasi apa pun.
Editor: Rendy Sadikin
Laporan Wartawan Warta Kota, Feryanto Hadi
WARTA KOTA, KAPUK — Nurman (54), kuncen makam Kapuk Teko, RW01 Kelurahan Kapuk atau di kawasan Kampung Apung sudah menjadi penjaga makam sejak 1974, bersama ayahnya, Pak Ribun, yang sudah menjaga makam sejak puluhan tahun sebelumnya.
"Sebelum pemakaman ini diambil sama pemerintah, saya sudah di sini. Saat kecilpun saya sudah ikut bapak saya menjaga makam sampai kemudian saya menggantikan dia tahun 1974," katanya.
Nurman ingat betul, pada 1976 ayahnya sempat dipanggil oleh pihak kelurahan Kapuk. Sang lurah saat itu, kata Nurman, hanya berpesan kepada ayahnya untuk menjaga pemakaman, tanpa kompensasi apa pun.
"Hingga kemudian saya menggantikan ayah saya, tidak pernah diberikan upah apa-apa sama dinas pemakaman. Bahkan sampai didirikan kantor TPU, saya sering ikut berada dikantor itu. Padahal saya ya bantu bersihin makam setiap hari," katanya.
Tapi memang, baik Nurman maupun ayahnya tidak pernah diangkat sebagai pegawai tetap maupun belum pernah ada pembicaraan soal pengangkatan mereka sebagai pegawai honor.
"Saya dapatnya uang biasanya dari ahli waris yang menitipkan makam keluarganya kepada saya. Atau saat saya bekerja menggali kubur. Mereka kasih berapapun, saya terima," katanya.
Terkait rencana pemindahan makam TPU Kapuk Teko ke Tegal Alur, Nurman sebagai kuncen setempat mengaku belum diberitahu secara langsung oleh pejabat berwenang. "Sama sekali belum dikasih tahu," katanya.