Tender Pedestrian Tangerang-Serpong Dituntut Transparan
Tender pembangunan pedestrian Tangerang-Serpong sebaiknya dibuka untuk publik.
Editor: Rendy Sadikin

Laporan Wartawan Warta Kota, Banu Adikara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana dilanjutkannya pembangunan pedestrian Tangerang-Serpong di Jalan Serpong Raya mendapat perhatian khusus dari gerakan antikorupsi Tangerang.
Wakil Ketua lembaga swadaya masyarakat antikorupsi Tangerang Public Transparency Watch (TRUTH), Suhendar pada Rabu (3/4), mengatakan tender pembangunan pedestrian Tangerang-Serpong sebaiknya dibuka untuk publik.
"Supaya publik juga mengetahui kontraktor mana yang mengerjakan proyek lanjutan itu. Kami tidak mau kalau ternyata yang menang tender masih kroni dari Wawan," kata Suhendar.
Ia menambahkan, selain proses tender dilakukan secara transparan, pelaksanaannya nanti pun juga harus terbuka dan adil.
"Publikasikan nama-nama pihak kontraktor pemenang tender. Besaran anggaran, tenggat waktu kerja, sampai kejelasan personalia juga harus ada. Ini harus dilakukan supaya masyarakat tidak merasa dibohongi dan dikecewakan lagi," kata Suhendar.
Suhendar menambahkan, manajemen pengelolaan dan panitia pengadaan proyek juga harus dirombak ulang dan diganti dengan orang-orang yang tak berhubungan dengan pekerjaan sebelumnya.
"Baik itu pengawas, kuasa pengguna anggaran, pejabat penerima hasil pekerjaan, pejabat pembuat komitmen, dan pejabat pembuat teknis kegiatan. Semua sebaiknya diganti untuk memutus mata rantai sisa kroco-kroco Wawan," kata Suhendar.
Diberitakan sebelumya, proyek pembangunan pedestrian Tangerang-Serpong sudah berjalan sejak Oktober 2013 lalu, dan ditargetkan rampung Februari 2014.
Nyatanya, proyek yang menelan anggaran Rp17,8 miliar itu malah berhenti total di tengah jalan sebelum tenggat waktu yang ditentukan hingga sekarang.