Sampah di Sekitar Pasar Klender Menumpuk, Petugas Sulit Dihubungi
Sejumlah papan berisi larangan membuang sampah dinilai tak efektif
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta – Sejumlah papan berisi larangan membuang sampah dinilai tak efektif dalam mengurangi tumpukan sampah di jalan utama Pasar Klender, Jakarta Timur. Pengelola pasar menyebut petugas kebersihan Pulogadung tak cepat mengatasi masalah sampah.
“Sampahnya nambah terus, orang Dinas Kebersihan susah dihubungi,” kata Endang, Ketua Koordinator Pasar Klender, kepada Kompas.com, Rabu (3/4/2014).
Terdapat lima papan setinggi dua setengah meter dan lebar satu meter yang telah dipasang di depan Pasar Klender. Papan yang didominasi warna oranye ini ditanam dengan jarak lima meter antara satu papan dengan papan yang lain. Kelima papan tersebut sengaja dipasang oleh warga Kelurahan Jatinegara Kaum agar masyarakat sekitar tak membuang sampah di sepanjang jalan Pasar Klender.
Selain itu, sampah-sampah ini juga telah membuat ruang terbuka hijau (RTH) di sekitar pasar menjadi kotor. Kondisi RTH di sepanjang Pasar Klender memprihatinkan. Sejumlah plastik dan sayur busuk banyak dibuang di tempat tersebut, sehingga membuatnya tak terawat dan menghasilkan bau tak sedap.
Menurut Endang, petugas Dinas Kebersihan Pulo Gadung lambat menangani masalah sampah di Pasar Klender. Hingga kini, petugas dinas kebersihan sulit dihubungi oleh pengelola pasar, sehingga pengelola baru bisa berkoordinasi dengan lurah Jatinegara Kaum saja.
Endang mengatakan, lurah Jatinegara Kaum telah berunding dengan sejumlah tokoh untuk mengatasi masalah sampah yang terus bertambah. Para tokoh ini terdiri dari koordinator Pasar Klender dan dua Ketua RW yang berada dekat dengan pasar, RW tersebut adalah RW 01 dan RW 08.
Papan yang berisi larangan membuang sampah akhirnya dibuat untuk mengimbau warga agar tak buang sampah di jalan tersebut. Namun, warga tak menghirukan papan larangan tersebut.
Sebelumnya, jalan utama di depan Pasar Klender telah lama digunakan pedagang sebagai tempat pembuangan sementara (TPS). Namun, masyarakat mulai ikut membuang sampah hasil rumah tangga di sana, sehingga tumpukan sampah yang ada menjadi semakin banyak.
Suku Dinas Kebersihan Pulo Gadung berencana merelokasi TPS tersebut sejauh 500 meter dari pasar. Hal ini dilakukan agar sampah tersebut tak mengganggu lalulintas jalan di depan pasar yang sudah lama dipermasalahkan pengguna jalan. Namun, hingga kini, belum ada kejelasan menganai pemindahan TPS tersebut.