TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat menjadi salah satu kawasan terpadat di Jakarta. Sebanyak 35 ribu warga menempati lahan 51 hektar. Rumah-rumah berdempet, jalan perkampungan tidak lebar dan ratusan gang kecil menjadi akses bagi denyut kehidupan para warga.

"Menjadi lurah pertama kali di sini, lima tahun lalu, saya kaget melihat lingkungan yang padat. Tidak jauh beda dengan kawasan Kelurahan Kalianyar yang digadang terpadat se Asia," kata Amperiyani saat berbincang dengan Warta Kota, Kamis (10/4/2014).

Beberapa hal sudah dia lakukan terkait pemukiman padat di wilayahnya, di antaranya saat ia berulangkali memberikan edukasi soal instalasi listrik. "Ini untuk antisipasi terjadinya kebakaran. Biasanya kebakaran teradi karena ada korsleting arus listrik, sementara masyarakat selama ini banyak yang serampangan menggunakan listrik," katanya.

Soal saluran air di perkampungan, Amperiyani mengklaim telah membenahinya semenjak ia duduk di kursi lurah Jembatan Besi. Termasuk seringnya ia memberikan penyuluhan soal kesehatan, dikarenakan di Jembatan Besi banyak terdapat pabrik-pabrik berskala rumahan.

"Banyak saluran yang sudah dibongkar. Dalam dua tahun ini banyak yang sudah berubah. Ada saluran penghubung ke Kalianyar, untuk membuang air di kampung-kampung," katanya.

Tetapi ia menyadari tingkat pendidikan masyarakatnya masih tergolong rendah. "Kita sudah upayakan kepada RT/RW minimal anak-anak sekolah sampai SMA, karena sekolah juga gratis. Tapi kadang anaknya juga ga mau sekolah. Maunya menikah muda." (Feryanto Hadi)