Pembangunan Rusun Muara Baru Dikebut
Proyek yang dibangun dari kewajiban dua perusahaan pengembang kepada Pemprov DKI Jakarta ini ditargetkan selesai pada Juli 2014
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Proyek pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara terus dikebut. Proyek yang dibangun dari kewajiban dua perusahaan pengembang kepada Pemprov DKI Jakarta ini ditargetkan selesai pada Juli 2014 mendatang.
Pengamatan Warta Kota di lapangan menunjukkan, tampak satu konstruksi blok rusun sudah terlihat. Rusun yang berada di sisi Timur ini telah berdiri hingga lima tingkat. Meski demikian, di bagian atas dan beberapa sisi gedung yang dinamakan zone 11 ini belum dibeton.
Di lahan seluas 3,4 hektar itu, tampak dua alat berat berupa tower crane dan beberapa ekskavator tipe long. Puluhan pekerja bangunan juga tampak sibuk mengerjakan proyek. Di samping gedung zone 11, terdapat konstruksi gedung yang baru sebatas satu lantai. Gedung yang dinamakan zone 12 ini juga masih dikerjakan oleh pekerja bangunan.
Muhammad Yasin (40) warga Muara Baru RT 04/07 Penjaringan, Jakarta Utara mengatakan, dirinya berharap agar pembangunan rusun bisa selesai sesuai target yakni bulan Juli 2014. Sebab, pria yang memiliki dua anak ini memang menantikan tinggal di rusun tersebut. "Saya mau saja dipindah ke dalam rusun sana, kalau diberikan tempat yang layak yah mau saja," ujar pria asal Jakarta ini.
Keinginan Yasin untuk menempati rusun ini, lantaran bujukan kerabatnya yang dahulu sudah di menempati rumah bertingkat itu. "Kata teman saya, tinggal di rusun lebih enak dan nyaman dibandingkan di sini. Atas dasar itu, saya mau pindah ke sana," kata Yasin.
Yasin mengaku, dirinya juga tidak mempermasalahkan bahwa ia harus membayar uang sewa saat tinggal di rusun. Karena ia menilai, hal itu merupakan kewajiban dirinya sebagai penghuni rusun. "Saya nggak masalah mesti bayar uang sewa, karena ini merupakan program Pemprov DKI Jakarta yang saya dukung," kata Yasin.
Berbeda dengan Yasin, Sahroni (59) warga RT 19/17 Penjaringan, Jakarta Utara mengaku keberatan tinggal di rusun. "Sebetulnya enakan tinggal di sini karena tidak kena biaya sewa, sementara di rusun terkena uang sewa," kata Sahroni. (Fitriandi Al Fajri)