TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Irfan Fahmi, pengacara tersangka pencabulan siswa Jakarta International School (JIS) Azwar, mengaku belum tahu keterlibatan kliennya dalam kasus tersebut. Pasalnya, polisi baru menetapkan status tersangka pada Jumat lalu (25/4), dan tak lama kemudian Azwar tewas.

Kepada wartawan di lokasi pemakaman Azwar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pangkalan Jati, Cinere, Depok, Jawa Barat, Minggu (27/4/2014), Irfan mengatakan sebelum diamankan, Azwar sudah beberapa kali diperiksa, termasuk pemeriksaan laboratorium.

Sabtu lalu (26/4), Azwar tiba-tiba dijemput petugas Polda Metro Jaya saat tengah mengaji di masjid yang terletak tak jauh dari kediamannya. Irfan mengakui dirinya sempat dikabari keluarga. Alhasil, siangnya dia mencoba menyambangi Azwar di tahanan.

"Saya cuma diberitahu bakteri di Azwar identik dengan yang ditemukan di tubuh korban, detailnya bagaimana, apa peran Azwar dalam pencabulan itu saya belum tahu," katanya.

Irfan sendiri tidak pernah bisa menemui Azwar sejak statusnya menjadi tersangka. Sabtu siang, Irfan menyambangi Polda Metro Jaya berusaha untuk menemui Azwar. Tapi, kata penyidik, kliennya itu tengah dibawa keluar.

Setelah berjam-jam menunggu dan kerap menanyakan kliennya, akhirnya sekitar pukul 17.00 WIB Irfan diberitahu sejak siang Azwar sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Raden Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur.

Petugas kebersihan JIS itu ditemukan sekarat karena menenggak cairan pembersih lantai, ia diduga hendak bunuh diri. Irfan pun langsung menyambangi rumah sakit, dan sesampainya disana ia baru dikabari bahwa Azwar telah meregang nyawa.

Selain Azwar, polisi juga sudah menetapkan status tersangka kelima rekannya, termasuk seorang perempuan yang diduga ikut berpartisipasi pada tindakan kekerasan seksual terhadap seorang siswa TK JIS, di toilet sekolah.