TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Berdasarkan pemeriksaan terhadap para tersangka sodomi di Jakarta International School (JIS), diketahui aksi sodomi dilakukan secara bergerombol dan saat menemukan korban, tersangka berkomunikasi dengan tersangka lainnya.

"Ada 12 toilet, kalau seorang tersangka melihat ada calon korban ke toilet, maka yang melihat ini akan menghubungi tersangka lainnya melalui telepon," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, Selasa (29/4/2014) di Mapolda Metro Jaya.

Diutarakan Rikwanto, saat ada anak TK yang ke toilet, tersangka yang melihat langsung menghubungi para tersangka ada korban di toilet mana dan apakah mereka akan mengerjai anak tersebut atau tidak. Kalau mereka sepakat akan mengerjai anak tersebut, mereka akan datang berkumpul ke toilet tersebut.

"Setiap kali melakukan mereka kadang bertiga, empat, atau lima orang. Ada yang jaga pintu, ada yang memegangi, ada yang mengerjai ada pula yang berjaga," tegas Rikwanto.

Rikwanto menambahkan apabila pertama kali sodomi berhasil, maka pelaku akan kembali menjadikan korban sebagai target berikutnya.