Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dilarang Mangkal, Penghasilan Sopir Berkurang Drastis

Salah satunya adalah berkurangnya pendapatan per hari secara drastis sejak adanya pelarangan mangkal di dalam area Terminal

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dilarang Mangkal, Penghasilan Sopir Berkurang Drastis
Warta Kota/Dwi Rizki
Suasana Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, setelah salah satu lajur yang ditutup untuk proyek MRT dibuka paksa oleh para pengamudi angkutan, Rabu (7/5/2014). 

Laporan Reporter Wartakotalive.com, Dwi Rizki

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Upaya pembukaan paksa sebagian lajur Terminal Angkutan Dalam Kota Lebak Bulus yang sebelumnya ditutup Sudin Perhubungan Jakarta Selatan terkait proyek Mass Rapid Transit (MRT) oleh para sopir dikarenakan berbagai faktor. Salah satunya adalah berkurangnya pendapatan per hari secara drastis sejak adanya pelarangan mangkal di dalam area Terminal.

Hal tersebut disampaikan oleh Yudi (48) sopir mikrolet 106 Parung-Lebak Bulus saat ditemui Wartakotalive.com di lokasi hari ini, Rabu (07/05/2014). Dirinya secara langsung bercerita selama dilakukannya penutupan empat dari enam lajur sekira akhir bulan Februari 2014 lalu menyebabkan para sopir Metromini maupun Mikrolet mengalami kesulitan mendapatkan penumpang.

"Selama ditutup, kita nggak boleh mangkal, jadinya ya kita susah dapet sewa. Apalagi sewa juga susah naik mobil, jadi ujung-ujungnya kita nggak dapet duit. Ibaratnya kita muter (operasi-red) cuma buat setoran sama makan doang, sisanya habis sama bensin aja," keluhnya menggeleng kepala.

Pria bertubuh kurus beruban itu menyampaikan selama penutupan sebagian lajur tersebut dirinya hanya bisa mendapatkan uang hanya sekitar Rp 400.000 hingga Rp 450.000 per hari, jumlah tersebut sangat jauh dibandingkan dengan sebelum dilakukannya penutupan sebagian lajur Terminal Dalam Kota Lebak Bulus.

"Sebelum ditutup bisa dapet lima ratus sampe enam ratus ribu, itu juga kita nggak buang bensin banyak, paling-paling seratus lima puluh (ribu-red) udah bisa seharian. Nah pas ditutup, buat bensin aja bisa sampe dua ratus, belom lagi setoran dua ratus, nah kita pulang cuma megang gocap (Rp 50.000-red), duit segitu buat apaan," ungkapnya kesal.

Berita Rekomendasi
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas