Kelapagading, Warta Kota
Maraknya kejahatan Ibukota yang setiap saat mengancam korbannya, khususnya wanita membuat para wanita bersiap diri. Mereka mencoba membekali diri dengan ilmu beladiri.

Meiga Pratiwi (25) setiap pekan di hari Jumat telah berlatih beladiri untuk berjaga-jaga dirinya karena berprofesi sebagai kasir.

Baginya Jakarta momok. Penuh kriminalitas. Apalagi kosnya berjarak 15 menit dengan sepeda motor. Dalam sebulan, selama dua minggu penuh dia selalu pulang pukul 23.00. Sebab kena giliran jaga malam.

"Kalau menyetor uang memang selalu dikawal satpam sih. Tapi kan kita tak tahu namanya orang jahat," ujar Meiga kepada Warta Kota, sebelum berlatih, Jumat (9/5) malam.

Begitu pula Santi (19), Mahasiswa Bina Sarana Informatika di Kota Bogor juga pernah lolos dari perampokan berkat ilmu beladirinya. Saat itu Santi dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Suryakencana, Kota Bogor dari kampusnya. Masih siang hari. Dia Naik Angkutan 02 jurusan Bubulak - Merdeka. Didalam mobil sudah ada tiga lelaki. Santi duduk di kursi pojok dekat pintu keluar. Di kursi depan ada seorang penumpang lelaki lain.

Dalam keadaan angkutan umum bergerak, lelaki yang duduk berseberangan dengannya menodongkan pisau. Persis ke lehernya. Santi diminta menyerahkan seluruh isi tas dan dompetnya.

Bukannya menyerahkan, Santi melakukan gerakan `Lap Sao'. Dalam Kungfu Wing Chun ini gerakan menangkis. Gerakan ini bertebaran di film Ip Man yang memang menggunakan Wing Chun.

Santi menangkis tangan penjahat hingga pisau tersingkir dari lehernya. Dia kemudian memberi satu pukulan ke otot biseps luar penjahat sampai pisau jatuh dan menambah satu pukulan kera ke muka penodong.

Bagaimana kisah heroik para wanita yang memperdayai penjahat dan para pria iseng. Di perguruan mana mereka belajar dan siapa saja wanita yang belajar beladiri? Apa trik-trik agar terhindar dari penjahat.

Baca Selengkapnya di Warta Kota Edisi Besok, Senin, 12 Mei 2014